Total Tayangan Halaman

Jesus Jalan Keselamatan

Yohanes 14:6 Kata Yesus kepadanya: "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku

Dame Sian Tuhan

Marsipature Rohana Be Ma

Sabtu, 26 April 2025

Sepotong Roti dalam Rasa Laparku


Di sebuah kota kecil yang dilanda musim dingin paling buruk dalam 50 tahun terakhir, seorang anak jalanan bernama Eli duduk meringkuk di sudut gang. Ia sudah dua hari tidak makan. Orang-orang berlalu-lalang, sibuk dengan urusannya masing-masing. Tak ada yang memperhatikannya.

Tapi pagi itu, seorang wanita tua datang dari toko roti. Ia membawa dua roti kecil. Melihat Eli, ia ragu sejenak—karena ia sendiri tidak punya banyak uang. Tapi akhirnya ia memutuskan memberi satu dari dua roti itu kepada Eli.

Eli mengangkat kepala, menerima roti itu, dan berkata, “Terima kasih, Nyonya.”

Jumat, 25 April 2025

Melayani - Di Balik Keindahan Istana


Di sebuah kerajaan yang megah, berdirilah istana dengan taman terindah di seluruh negeri. Orang-orang datang dari berbagai pelosok hanya untuk melihat bunga-bunga bermekaran, jalan setapak berlapis batu yang bersih, air mancur yang jernih, dan pohon-pohon yang ditata sedemikian rupa hingga menyerupai karya seni.

Setiap tamu yang datang, selalu memuji sang raja.
Betapa hebatnya raja ini! Ia pasti sangat cerdas dan berbakat, bisa menciptakan taman secantik ini.
Pujian demi pujian itu disampaikan kepada raja setiap hari. Ia hanya tersenyum, menikmati kekaguman orang-orang, tanpa pernah menyebut nama orang di balik semua itu.

Review Jurnal - Menikah atau Tidak Menikah, itulah Pertanyaannya


Judul Jurnal
: “Menikah atau Tidak Menikah, itulah Pertanyaannya!”: Tinjauan Teologis terhadap Konsep Pribadi dan Pernikahan dalam Mengatasi Konsep Hidup Melajang di Indonesia

Penulis: Doni Herwanto Harianja

Jurnal: JURNAL TEOLOGI REFORMED INJILI

Edisi: Vol. 11, No. 2 Oktober 2024

DoI: https://doi.org/10.51688/VC11.2.2024.art4

 

Di tengah arus modernisasi yang semakin kuat—di mana pendidikan dan karier menjadi prioritas utama, sementara pernikahan justru dipandang sebagai pilihan sekunder—artikel karya Doni Herwanto Harianja ini hadir sebagai angin segar yang memanggil kembali makna asli dari pernikahan dalam terang iman Kristen. Diterbitkan dalam Jurnal Teologi Reformed Injili edisi Oktober 2024, tulisan ini memberikan refleksi mendalam terhadap konsep pernikahan dan hidup melajang, melalui lensa teologi dan antropologi Kristen.

 

🔍 Ringkasan Isi

 Artikel ini dimulai dengan paparan fenomena sosial di Indonesia: angka pernikahan yang menurun, meningkatnya jumlah individu yang memilih untuk tetap melajang, serta normalisasi kohabitasi. Berbagai studi dijadikan pijakan untuk memetakan penyebab tren ini—mulai dari tuntutan ekonomi, kesetaraan gender, hingga pengaruh teknologi seperti dating apps dan konten pornografi.

SETIA KEPADA TUHAN - Pelayan di Tengah Bangku Kosong


Di sebuah gereja kecil di desa terpencil, setiap minggu seorang pria paruh baya bernama Pak Lukas datang lebih awal. Ia adalah petugas tata ibadah — tugasnya sederhana: membuka pintu gereja, menata kursi, membersihkan mimbar, dan menyalakan kipas angin.

Cerita Inti

Setiap minggu, jumlah jemaat yang hadir tidak pernah lebih dari lima orang. Kadang hanya dua. Kadang tidak ada satu pun yang datang.

Namun Pak Lukas tetap setia. Ia datang pagi-pagi, membersihkan ruang ibadah, menyiapkan pujian, dan membuka Alkitabnya — seolah-olah ruangan itu akan dipenuhi oleh ratusan orang.

Seseorang pernah bertanya padanya,
“Pak, kalau tidak ada yang datang, kenapa tetap repot-repot siapkan semuanya?”

Rabu, 23 April 2025

MEMBERI DENGAN TULUS - Kue Terakhir: Saat Memberi Lebih Penting dari Menerima



Pembuka

Di sebuah desa kecil yang jauh dari kota, hiduplah seorang ibu muda bersama anak laki-lakinya yang berusia 8 tahun. Mereka tinggal di sebuah rumah kayu sederhana, beratap seng, tanpa listrik, dan hanya dengan satu meja tua sebagai pusat aktivitas mereka.

Musim hujan datang, dan penghasilan dari menjahit pun sepi. Di dapur, hanya tersisa satu bahan: sepotong kecil kue jagung — sisa dari bahan terakhir yang sempat ibu itu olah malam sebelumnya.

Cerita Inti

Pagi itu, si ibu duduk termenung. Ia belum makan sejak kemarin sore. Perutnya lapar, tapi pikirannya lebih sibuk memikirkan anaknya yang sebentar lagi pulang sekolah. Dia tahu, anak itu pasti datang dengan kaki kotor, seragam basah karena hujan, dan perut kosong.

Menggendong Karung Batu

Topik: Pengampunan
Pembuka

Bayangkan seseorang sedang berjalan jauh, tetapi di punggungnya ada karung besar penuh batu. Batu-batu itu berat. Semakin lama dia berjalan, semakin sakit pundaknya. Tapi dia tetap menggendongnya. Aneh, kan?

Dalam suatu waktu Andi bertemu dengan Ando sahabatnya lalu bertanya,
"Kenapa kamu gendong batu sebanyak itu?"

Ando menjawab,
"Ini batu-batu dari orang-orang yang menyakiti saya. Setiap kali saya disakiti dengan batu ini, saya ambil satu batu dan saya simpan di karung ini supaya saya tidak lupa apa yang mereka lakukan pada saya."

Selasa, 22 April 2025

Penderitaan Yang Tidak Terlihat

Topik: Pengampunan


Pembuka

Saudaraku, bayangkan jika hari ini kita semua membawa sebuah kotak kecil. Kotak ini terlihat biasa, tapi isinya adalah luka hati, kekecewaan, dan perasaan terkhianati. Tiap kali kita disakiti, kotak ini semakin penuh. Dan setiap kali kita mengingatnya, kita merasa berat… terluka… terkurung.
 
Cerita Inti

Ada seorang pria yang sudah lama hidup dalam kebencian dan dendam. Sejak kecil, dia dikhianati oleh teman dekatnya. Sejak remaja, dia diperlakukan tidak adil oleh orang-orang yang seharusnya mengasihinya. Setiap kali dia merasa disakiti, dia akan mencatat di dalam kotaknya — kecewa dengan orang tua, terluka oleh sahabat, dikhianati oleh kekasih.

Hari demi hari, kotak itu semakin penuh. Setiap malam, dia memandang kotak itu. Dan setiap kali, perasaan sakit itu datang lagi.

Memancing Kepiting

Topik: Memperlakukan Sesama

Pembuka
"Saudara-saudari, apakah kalian pernah memancing kepiting? Mungkin sebagian besar dari kita lebih familiar dengan memancing ikan. Tapi ternyata, memancing kepiting itu sangat berbeda. Dan dari cara memancing kepiting inilah, kita bisa belajar pelajaran rohani yang sangat berharga."
Cerita Ilustrasi:

Memancing ikan biasanya dilakukan dengan kail dan umpan, di mana kita harus menunggu dengan sabar sampai ikan tertarik dan menyambar umpan tersebut.

Tapi memancing kepiting tidak seperti itu.