II Timotius 4:2 Beritakanlah firman, siap sedialah baik atau tidak baik waktunya, nyatakanlah apa yang salah, tegorlah dan nasihatilah dengan segala kesabaran dan pengajaran. "Dan Siap sedialah pada segala waktu untuk memberi pertanggungan jawab kepada tiap-tiap orang yang meminta pertanggungan jawab dari kamu tentang pengarapan yang ada padamu, tetapi haruslah dengan lemah lembut dan hormat". I Pet 3:15b
Total Tayangan Halaman
Beranda
Jesus Jalan Keselamatan
Dame Sian Tuhan
Sabtu, 26 April 2025
Sepotong Roti dalam Rasa Laparku
Di sebuah kota kecil yang dilanda musim dingin paling buruk dalam 50 tahun terakhir, seorang anak jalanan bernama Eli duduk meringkuk di sudut gang. Ia sudah dua hari tidak makan. Orang-orang berlalu-lalang, sibuk dengan urusannya masing-masing. Tak ada yang memperhatikannya.
Tapi pagi itu, seorang wanita tua datang dari toko roti. Ia membawa dua roti kecil. Melihat Eli, ia ragu sejenak—karena ia sendiri tidak punya banyak uang. Tapi akhirnya ia memutuskan memberi satu dari dua roti itu kepada Eli.
Eli mengangkat kepala, menerima roti itu, dan berkata, “Terima kasih, Nyonya.”
Jumat, 25 April 2025
Melayani - Di Balik Keindahan Istana
Di sebuah kerajaan yang megah, berdirilah istana dengan taman terindah di seluruh negeri. Orang-orang datang dari berbagai pelosok hanya untuk melihat bunga-bunga bermekaran, jalan setapak berlapis batu yang bersih, air mancur yang jernih, dan pohon-pohon yang ditata sedemikian rupa hingga menyerupai karya seni.
Setiap tamu yang datang, selalu memuji sang raja.
“Betapa hebatnya raja ini! Ia pasti sangat cerdas dan berbakat, bisa menciptakan taman secantik ini.”
Pujian demi pujian itu disampaikan kepada raja setiap hari. Ia hanya tersenyum, menikmati kekaguman orang-orang, tanpa pernah menyebut nama orang di balik semua itu.
Review Jurnal - Menikah atau Tidak Menikah, itulah Pertanyaannya
Judul Jurnal: “Menikah atau Tidak Menikah, itulah Pertanyaannya!”: Tinjauan Teologis terhadap Konsep Pribadi dan Pernikahan dalam Mengatasi Konsep Hidup Melajang di Indonesia
Penulis: Doni Herwanto
Harianja
Jurnal: JURNAL TEOLOGI
REFORMED INJILI
Edisi: Vol. 11, No. 2
Oktober 2024
DoI: https://doi.org/10.51688/VC11.2.2024.art4
Di tengah arus
modernisasi yang semakin kuat—di mana pendidikan dan karier menjadi prioritas
utama, sementara pernikahan justru dipandang sebagai pilihan sekunder—artikel
karya Doni Herwanto Harianja ini hadir sebagai angin segar yang memanggil
kembali makna asli dari pernikahan dalam terang iman Kristen. Diterbitkan dalam Jurnal Teologi Reformed Injili edisi Oktober 2024, tulisan ini memberikan
refleksi mendalam terhadap konsep pernikahan dan hidup melajang, melalui lensa
teologi dan antropologi Kristen.
🔍 Ringkasan
Isi
Artikel ini dimulai dengan paparan fenomena sosial di Indonesia: angka pernikahan yang menurun, meningkatnya jumlah individu yang memilih untuk tetap melajang, serta normalisasi kohabitasi. Berbagai studi dijadikan pijakan untuk memetakan penyebab tren ini—mulai dari tuntutan ekonomi, kesetaraan gender, hingga pengaruh teknologi seperti dating apps dan konten pornografi.
SETIA KEPADA TUHAN - Pelayan di Tengah Bangku Kosong
Di sebuah gereja kecil di desa terpencil, setiap minggu seorang pria paruh baya bernama Pak Lukas datang lebih awal. Ia adalah petugas tata ibadah — tugasnya sederhana: membuka pintu gereja, menata kursi, membersihkan mimbar, dan menyalakan kipas angin.
Cerita Inti
Setiap minggu, jumlah jemaat yang hadir tidak pernah lebih dari lima orang. Kadang hanya dua. Kadang tidak ada satu pun yang datang.
Namun Pak Lukas tetap setia. Ia datang pagi-pagi, membersihkan ruang ibadah, menyiapkan pujian, dan membuka Alkitabnya — seolah-olah ruangan itu akan dipenuhi oleh ratusan orang.
Seseorang pernah bertanya padanya,
“Pak, kalau tidak ada yang datang, kenapa tetap repot-repot siapkan semuanya?”
Rabu, 23 April 2025
MEMBERI DENGAN TULUS - Kue Terakhir: Saat Memberi Lebih Penting dari Menerima
Pembuka
Musim hujan datang, dan penghasilan dari menjahit pun sepi. Di dapur, hanya tersisa satu bahan: sepotong kecil kue jagung — sisa dari bahan terakhir yang sempat ibu itu olah malam sebelumnya.
Pagi itu, si ibu duduk termenung. Ia belum makan sejak kemarin sore. Perutnya lapar, tapi pikirannya lebih sibuk memikirkan anaknya yang sebentar lagi pulang sekolah. Dia tahu, anak itu pasti datang dengan kaki kotor, seragam basah karena hujan, dan perut kosong.
Menggendong Karung Batu
Pembuka
Ando menjawab,
"Ini batu-batu dari orang-orang yang menyakiti saya. Setiap kali saya disakiti dengan batu ini, saya ambil satu batu dan saya simpan di karung ini supaya saya tidak lupa apa yang mereka lakukan pada saya."
Selasa, 22 April 2025
Penderitaan Yang Tidak Terlihat
Pembuka
Cerita Inti
Ada seorang pria yang sudah lama hidup dalam kebencian dan dendam. Sejak kecil, dia dikhianati oleh teman dekatnya. Sejak remaja, dia diperlakukan tidak adil oleh orang-orang yang seharusnya mengasihinya. Setiap kali dia merasa disakiti, dia akan mencatat di dalam kotaknya — kecewa dengan orang tua, terluka oleh sahabat, dikhianati oleh kekasih.
Hari demi hari, kotak itu semakin penuh. Setiap malam, dia memandang kotak itu. Dan setiap kali, perasaan sakit itu datang lagi.
Memancing Kepiting
Pembuka
Cerita Ilustrasi:
Memancing ikan biasanya dilakukan dengan kail dan umpan, di mana kita harus menunggu dengan sabar sampai ikan tertarik dan menyambar umpan tersebut.
Tapi memancing kepiting tidak seperti itu.