Pembuka
"Saudara-saudari, apakah kalian pernah memancing kepiting? Mungkin sebagian besar dari kita lebih familiar dengan memancing ikan. Tapi ternyata, memancing kepiting itu sangat berbeda. Dan dari cara memancing kepiting inilah, kita bisa belajar pelajaran rohani yang sangat berharga."
Cerita Ilustrasi:
Memancing ikan biasanya dilakukan dengan kail dan umpan, di mana kita harus menunggu dengan sabar sampai ikan tertarik dan menyambar umpan tersebut.
Tapi memancing kepiting tidak seperti itu.
Orang yang memancing kepiting biasanya menggunakan baskom atau ember kecil yang diisi dengan umpan, seperti potongan ikan atau daging, lalu ditaruh di air dangkal. Setelah beberapa saat, kepiting-kepiting akan masuk ke dalam ember itu untuk mengambil makanan.
Yang menarik, para pemancing tidak menutup ember itu. Mereka hanya membiarkan ember terbuka. Kita mungkin berpikir, “Kenapa tidak ditutup? Bukankah kepiting-kepiting itu bisa naik dan kabur?”
Aplikasi Rohani:
Saudara-saudari, bukankah kadang kita juga seperti kepiting dalam ember?
Tuhan memanggil kita bukan untuk menjadi seperti kepiting-kepiting yang saling menarik ke bawah, tapi menjadi saudara seiman yang saling mendorong, menopang, dan membangun.
Ibrani 10:24 berkata: "Dan marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan dalam pekerjaan baik."
Cerita Ilustrasi:
Memancing ikan biasanya dilakukan dengan kail dan umpan, di mana kita harus menunggu dengan sabar sampai ikan tertarik dan menyambar umpan tersebut.
Tapi memancing kepiting tidak seperti itu.
Orang yang memancing kepiting biasanya menggunakan baskom atau ember kecil yang diisi dengan umpan, seperti potongan ikan atau daging, lalu ditaruh di air dangkal. Setelah beberapa saat, kepiting-kepiting akan masuk ke dalam ember itu untuk mengambil makanan.
Yang menarik, para pemancing tidak menutup ember itu. Mereka hanya membiarkan ember terbuka. Kita mungkin berpikir, “Kenapa tidak ditutup? Bukankah kepiting-kepiting itu bisa naik dan kabur?”
Tapi kenyataannya, ketika satu kepiting mencoba memanjat dan keluar, kepiting lain akan menariknya turun. Dan ketika yang lain mencoba naik, yang lainnya juga akan menarik turun. Akibatnya, tidak ada satu pun kepiting yang berhasil keluar. Mereka saling menjatuhkan.
Saudara-saudari, bukankah kadang kita juga seperti kepiting dalam ember?
- Ketika ada seseorang yang mulai bertumbuh dalam Tuhan, mulai melayani, kita malah berkata, "Ah, palingan cuma semangat sebentar."
- Ketika seseorang mulai hidup benar, kita mengungkit masa lalunya.
- Ketika ada yang dipakai Tuhan luar biasa, kita iri dan meremehkannya.
- Kita tidak sadar, kita saling menjatuhkan. Bukan saling mendukung.
Tuhan memanggil kita bukan untuk menjadi seperti kepiting-kepiting yang saling menarik ke bawah, tapi menjadi saudara seiman yang saling mendorong, menopang, dan membangun.
Ibrani 10:24 berkata: "Dan marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan dalam pekerjaan baik."
Penutup Ilustrasi:
Mari kita bertanya hari ini:
Apakah aku menjadi kepiting yang menarik orang lain turun?
Atau aku menjadi pribadi yang mendorong orang lain naik lebih dekat kepada Tuhan?
Biarlah gereja ini bukan seperti ember berisi kepiting, tapi seperti taman penuh bunga yang saling menyemangati untuk mekar bersama demi kemuliaan Tuhan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar