berawal dari status FB teman saya http://www.facebook.com/andreas.aditya.315/posts/496057373745778?notif_t=comment_mention
BE
YOU’R SELF
Berbicara
tentang “Be Your Self” menjadi sesuatu sangat TREN akhir-akhir ini, baik dalam
kalangan Kristen dan non-kristen, bahkan banyak yang membuat peryataan “Be Your
Self” menjadi motto hidup perorangan maupun dalam persekutuan-persekutuan.
Saya sebagai seorang Kristen sering
miris melihat orang-orang yang dengan begitu gampangnya berkata/berbicara
tentang “Be your self” ini tanpa melihat tiap-tiap sudut yang penting
diperhatikan. Kali ini saya akan membahas peryataan “Be Your Self” dalam
prespektif orang Kristen dengan dasar-dasar Alkitab tentunya.
Be Your Self tentunya tidak lepas dari
Sifat dasar manusia yang digambarkan dalam Alkitab:
1. Manusia sebagai Ciptaan Allah
I) Didahului oleh suatu perundingan ilahi.
Kej 1:26-27 - “(26) Berfirmanlah
Allah: ‘Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita, supaya
mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas
ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di
bumi.’ (27) Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambarNya, menurut
gambar Allah diciptakanNya dia; laki-laki dan perempuan diciptakanNya mereka”.
Arti kata ‘kita’ dalam Kej 1:26:
1) Arti yang salah: ‘kita’ =
Allah + malaikat.
Arti ini jelas salah, karena ini akan berarti
bahwa:
· manusia
diciptakan menurut gambar dan rupa malaikat.
· malaikat
= co-creator / rekan pencipta dari Allah!
2) Arti yang benar: ‘kita’ =
pribadi-pribadi dalam diri Allah Tritunggal.
Jadi jelas bahwa Kej 1:26 menunjukkan
bahwa sebelum Allah menciptakan manusia, terjadi semacam perundingan dalam diri
Allah! Ini tidak pernah terjadi sebelumnya pada waktu Allah menciptakan hal-hal
yang lain. Ini menunjukkan bahwa sesuatu yang unik dan istimewa akan terjadi,
yaitu penciptaan manusia!
II) Manusia diciptakan menurut gambar dan rupa Allah.
1) Gambar dan rupa (Image and likeness).
a) Ada yang membedakan dua istilah
ini berdasarkan arti katanya.
Tetapi pembedaan ini jelas salah, karena dua
kata ini digunakan secara bergantian / bisa dibolak-balik (interchangeable).
· Kej
1:26 - gambar dan rupa (image and likeness).
· Kej
1:27 - gambar (image).
· Kej
5:1 - rupa (likeness).
· Kej
9:6 - gambar (image).
· 1Kor
11:7 - gambar (image).
· Kol
3:10 - gambar (image).
· Yak
3:9 - rupa (likeness).
b) Ada yang membedakan dua istilah
ini berdasarkan kata depan (preposition) yang berbeda dalam Kej 1:26.
KJV/RSV - ‘in our image, after our
likeness’ (= dalam gambar Kita, menurut rupa Kita).
NASB: ‘in our image, according
to our likeness’ (= dalam gambar Kita, menurut rupa Kita).
Catatan: kata depan yang pertama dalam bahasa Ibrani adalah BE,
dan yang kedua adalah KE.
Tetapi pembedaan seperti itu juga tidak bisa
diterima karena:
· Dalam
bahasa Ibrani kedua kata depan itu artinya bisa sama.
Kata depan yang pertama (BE)
artinya: in (= dalam), as (= seperti), within (=
di dalam), among (= di antara), according to (=
menurut), into (= ke dalam), with (=
dengan).
Kata depan yang kedua (KE) artinya: like
/ as (= seperti), within (= di dalam), among (=
di antara), according to (= menurut), into (=
ke dalam), with (= dengan).
Karena itu NIV menterjemahkan secara sama: ‘in our
image, in our likeness’ (= dalam gambar Kita, dalam
rupa Kita).
· Dalam
Kol 3:10 kata depan yang kedua dipasangkan dengan kata yang pertama. KJV: ‘renewed
in knowledge after the image of him’ (=
diperbaharui dalam pengetahuan menurut gambarNya).
· Dalam
Kej 5:1 kata depan yang pertama dipasangkan dengan kata yang kedua: ‘in the likeness of
God’ (= dalam rupa Allah).
· Dalam
Kej 5:3 kata depan yang pertama dipasangkan dengan kata yang kedua, dan kata
depan kedua, dipasangkan dengan kata yang pertama: ‘in his
own likeness, after his image’ (=
dalam rupaNya sendiri, menurut gambarNya).
Kesimpulan: Karena kata ‘image’ dan ‘likeness’ bisa
dibolak-balik dan demikian juga kata depan ‘in’ dan ‘after’,
maka tidak ada alasan untuk membedakan antara ‘in our image’ dan ‘after
our likeness’. Ini hanya suatu kebiasaan orang Ibrani dalam menyatakan
sesuatu, dimana mereka sering menyatakannya, lalu mengulang dengan kata-kata
yang berbeda tetapi yang artinya sama.
2) Manusia adalah gambar dan rupa
Allah.
Artinya semua manusia adalah copy dari Allah,
dan karenanya manusia mirip dengan Allah. Tentu kemiripan ini tidak terjadi
dalam segala hal, karena Allah mempunyai sifat-sifat yang tidak bisa diberikan
kepada orang lain (incommunicable attributes), seperti:
· sifat self-existent (ada
dengan sendirinya).
· sifat
tetap / tak bisa berubah.
· sifat
tak terbatas (maha ada).
3) Hal-hal yang tercakup dalam ‘gambar
dan rupa Allah’ dalam diri manusia.
a) Original righteousness (=
kebenaran yang semula) yang terdiri dari pengetahuan, kebenaran, dan kekudusan
yang benar.
Dasar Kitab Suci:
· Kej 1:31
- “Maka Allah melihat segala yang dijadikanNya itu, sungguh
amat baik. Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari keenam”.
· Pkh 7:29
- “Lihatlah, hanya ini yang kudapati: bahwa Allah telah menjadikan
manusia yang jujur, tetapi mereka mencari banyak dalih”.
KJV/RSV/NIV/NASB: ‘upright’ (=
kejujuran / kelurusan dalam moral).
· Ef 4:24
- “dan mengenakan manusia baru, yang telah diciptakan menurut kehendak
Allah di dalam kebenaran dan kekudusan yang sesungguhnya”. Kitab Suci
Indonesia kurang tepat terjemahannya.
NIV: ‘and to put on the new self,
created to be like God in true righteousness and holiness’ (= dan
mengenakan manusia baru, diciptakan seperti Allah dalam kebenaran dan kekudusan
yang benar).
Jadi, manusia diciptakan tidak sekedar dalam
keadaan tidak berdosa (innocent) / netral secara moral. Manusia
diciptakan dengan suatu kesucian yang positif (positive holiness).
Tetapi ini tidak berarti bahwa manusia itu sempurna.
Louis Berkhof: “He was, something like a child,
perfect in parts, not yet in degree” (= Ia seperti seorang anak,
sempurna dalam bagian-bagiannya, belum / tidak dalam tingkatannya) - ‘Systematic
Theology’, hal 209.
Luther / Lutheran menganggap original
righteousness (= kebenaran yang semula) ini saja yang termasuk dalam
gambar dan rupa Allah dalam diri manusia, dan karena itu mereka beranggapan
bahwa gambar dan rupa Allah ini hilang total pada waktu Adam
dan Hawa jatuh ke dalam dosa. Tetapi 1Kor 11:7 dan Yak 3:9 jelas
menunjukkan bahwa sesudah kejatuhan dalam dosa, manusia masih merupakan gambar
dan rupa Allah.
Jadi, gambar dan rupa Allah itu rusak, tetapi tidak musnah /
hilang total!
Ada yang membandingkan Kej 5:1 dengan Kej 5:3
dan lalu berkata:
· Kej
5:1 menunjukkan bahwa Adam dicipta menurut rupa Allah.
· Kej
5:3 menunjukkan bahwa Set adalah gambar dan rupa Adam (bukan lagi gambar dan
rupa Allah!).
Tetapi penafsiran ini jelas bertentangan
dengan 1Kor 11:7 Yak 3:9 di atas, yang dengan jelas menunjukkan
bahwa sesudah jatuh dalam dosapun manusia tetap adalah gambar dan rupa Allah.
Jadi, Kej 5:3 harus diartikan sebagai berikut:
Set adalah gambar dan rupa Adam. Karena Adam adalah gambar dan rupa Allah (Kej
5:1), maka Set juga adalah gambar dan rupa Allah.
Kalau setelah kejatuhan ke dalam dosa (yang
menyebabkan manusia kehilangan original righteousness /
kebenaran yang semula itu) manusia tetap adalah gambar dan rupa Allah, maka
haruslah disimpulkan bahwa pasti ada hal-hal yang lain yang termasuk dalam
gambar dan rupa Allah dalam diri manusia (selain original righteousness).
b) Manusia adalah makhluk berakal.
Allah adalah makhluk berakal. Manusia juga
adalah makhluk berakal karena manusia adalah gambar dan rupa / copy dari Allah.
Binatang hanya mempunyai naluri, bukan akal
[Ayub 39:16-20 (Inggris: Job 39:13-17) Maz 32:9
Maz 49:21 Maz 73:22 Yudas 10]. Karena itu binatang
tidak bisa mengembangkan kemampuannya sendiri. Contoh:
· ikan
/ katak dalam berenang. Bandingkan dengan manusia yang bisa berenang dalam
bermacam-macam gaya yang mereka ciptakan sendiri.
· harimau
/ singa dalam menangkap mangsa. Bandingkan dengan manusia dalam mencari nafkah.
· burung
berkicau. Bandingkan dengan manusia dalam menyanyi yang bisa menggunakan suara
1, 2, 3, dan 4. Tidak ada burung-burung dimanapun yang bisa melakukan hal itu
· burung
/ binatang dalam membuat sarang. Bandingkan dengan manusia dalam membuat rumah
yang begitu bervariasi.
· binatang
makanannya terus sama. Bandingkan dengan manusia dalam menciptakan
bermacam-macam makanan.
Jadi, akal adalah sesuatu yang sangat
membedakan manusia dari binatang! Ada banyak orang Kharismatik yang mengatakan
bahwa kita harus membuang akal, karena kalau tidak maka kita tidak akan terbuka
terhadap pekerjaan Roh Kudus, persekutuan terindah dengan Tuhan tidak bisa
terjadi, dan juga mujijat-mujijat tidak bisa terjadi. Ini salah dan tidak
alkitabiah! Pembuangan akal seperti ini menjadikan kita seperti binatang! Kita
memang tidak boleh bersandar pada akal (Amsal 3:5), tetapi itu tidak berarti
bahwa kita harus membuang akal.
c) Manusia adalah makhluk bermoral
(moral being).
Binatang bukanlah makhluk bermoral dan karena
itu untuk binatang tidak ada dosa atau suci, baik atau jahat. Tetapi manusia
adalah makhluk bermoral (seperti Allah, malaikat, setan), karena itu ada dosa /
suci, baik / jahat.
Kalau saudara tidak memperdulikan dosa /
suci, baik / jahat, dsb, maka saudara menjadi seperti binatang.
d) Manusia adalah makhluk rohani.
Allah adalah Roh (Yoh 4:24). Manusia
adalah gambar dan rupa / copy dari Allah. Jadi, manusia adalah makhluk rohani.
Kej 2:7 juga menunjukkan pemberian nafas
hidup kepada manusia yang menyebabkan ia menjadi makhluk rohani. Ini
menyebabkan manusia bisa berhubungan / bersekutu dengan Allah, berdoa,
mendengarkan Firman Tuhan, berbakti kepada Tuhan, dsb.
Binatang bukan makhluk rohani, sehingga tidak
bisa berhubungan dengan Allah, berdoa, dsb.
Kalau saudara tidak berusaha untuk berhubungan / bersekutu
dengan Allah, saudara menjadikan diri saudara sendiri seperti binatang.
e) Manusia itu immortal (tak
bisa binasa / musnah).
1Tim 6:16 mengatakan Allah itu tidak
takluk kepada maut (immortal). Dikatakan ‘satu-satunya’ karena immortality adalah essential
quality (= sifat hakiki) dari Allah. Allah mempunyai sifat itu dalam
dan dari diriNya sendiri.
Karena manusia adalah gambar dan rupa Allah,
maka manusia juga immortal. Immortality pada
manusia ini meliputi:
· jiwa
/ roh: tidak ada akhirnya.
· tubuh:
pada mulanya (sebelum ada dosa) tidak membawa benih kematian. Maut / kematian
baru ada setelah ada dosa (Kej 3:19 Ro 5:12 Ro 6:23).
2. Manusia sebagai orang Berdosa
Peristiwa kejatuhan manusia / Adam diceritakan
dalam Kej 3.
1) Kejadian 3 adalah bagian yang
bersifat hurufiah! Dasar pandangan ini:
a) Kitab Kejadian adalah kitab
yang bersifat sejarah / hurufiah (tetapi itu tidak berarti bahwa kitab Kejadian
hanya sekedar kitab sejarah dan bukan Firman Tuhan!).
b) Hal-hal yang terjadi secara
historis dalam Kej 3 mendasari doktrin-doktrin lain dalam Kitab Suci.
Bandingkan dengan Ro 5:12,18,19 1Kor 15:21,22.
Ro 5:12,18-19 - “(12) Sebab itu,
sama seperti dosa telah masuk ke dalam dunia oleh satu orang, dan oleh dosa itu
juga maut, demikianlah maut itu telah menjalar kepada semua orang, karena semua
orang telah berbuat dosa. ... (18) Sebab itu, sama seperti oleh satu
pelanggaran semua orang beroleh penghukuman, demikian pula oleh satu perbuatan
kebenaran semua orang beroleh pembenaran untuk hidup. (19) Jadi sama seperti oleh
ketidaktaatan satu orang semua orang telah menjadi orang berdosa, demikian pula
oleh ketaatan satu orang semua orang menjadi orang benar”.
1Kor 15:21-22 - “(21) Sebab sama
seperti maut datang karena satu orang manusia, demikian juga kebangkitan orang
mati datang karena satu orang manusia. (22) Karena sama seperti semua orang
mati dalam persekutuan dengan Adam, demikian pula semua orang akan dihidupkan
kembali dalam persekutuan dengan Kristus”.
Adalah tidak masuk akal, kalau
kejadian-kejadian dalam Kej 3 itu hanya merupakan dongeng / perumpamaan, tetapi
bisa menjadi dasar dari doktrin-doktrin penting dalam kekristenan.
c) Ayat-ayat seperti
Ro 5:12,18,19 2Kor 11:3 1Tim 2:14 menunjukkan bahwa
Paulus mempercayai bahwa Kej 3 adalah bagian Kitab Suci yang bersifat hurufiah.
2Kor 11:3 - “Tetapi aku takut,
kalau-kalau pikiran kamu disesatkan dari kesetiaan kamu yang sejati kepada
Kristus, sama seperti Hawa diperdayakan oleh ular itu dengan kelicikannya”.
1Tim 2:14 - “Lagipula bukan Adam
yang tergoda, melainkan perempuan itulah yang tergoda dan jatuh ke dalam dosa”.
2) Penggoda: ular yang dipakai /
diperalat oleh setan.
Sekalipun Kej 3 hanya menyebutkan ‘ular’,
dan sama sekali tidak menyebut ‘setan’, tetapi jelas ada setan yang
memperalat ular itu. Dasar pandangan ini:
a) Sekalipun Kej 3:1
mengatakan bahwa ular adalah binatang yang paling cerdik, tetapi bagaimanapun
ia adalah binatang dan Kitab Suci mengatakan bahwa binatang tidak berakal budi
(Ayub 39:16,20 Maz 32:9 Maz 49:21
Maz 73:22 Yudas 10). Sedangkan penggoda dalam Kej 3 jelas
menunjukkan bahwa ia mempunyai akal yang luar biasa hebatnya.
b) Kej 3:15 jelas merupakan
nubuat tentang kekalahan setan dari Yesus. Ini digenapi ketika Yesus bangkit
dari antara orang mati.
c) Dalam Wahyu 12:9 dan Wahyu 20:2
setan disebut naga / ular tua.
3) Adanya setan yang menggoda Adam
dan Hawa dalam Kej 3, menunjukkan dengan jelas bahwa sebelum dosa pertama
manusia, sudah ada dosa dalam alam semesta, yaitu yang ada dalam dunia malaikat
ð Akibat dari Kejatuhan Manusia
·
Guilty (= bersalah) adalah suatu keadaan dimana
kita layak menerima hukuman karena pelanggaran hukum.
Ro 3:19 - “Tetapi kita tahu, bahwa
segala sesuatu yang tercantum dalam Kitab Taurat ditujukan kepada mereka yang
hidup di bawah hukum Taurat, supaya tersumbat setiap mulut dan seluruh dunia
jatuh ke bawah hukuman Allah”.
Ro 5:18 - “Sebab itu, sama seperti oleh
satu pelanggaran semua orang beroleh penghukuman, demikian pula oleh satu
perbuatan kebenaran semua orang beroleh pembenaran untuk hidup”.
Ef 2:3 - “Sebenarnya dahulu kami
semua juga terhitung di antara mereka, ketika kami hidup di dalam hawa nafsu
daging dan menuruti kehendak daging dan pikiran kami yang jahat. Pada dasarnya
kami adalah orang-orang yang harus dimurkai, sama seperti mereka yang lain”.
Jadi guilt berhubungan dengan
keadilan Allah.
·
Pollution (= Kecemaran).
1) Arti dari Pollution adalah:
kebejadan dalam kecondongan maupun karakter, yang melekat pada setiap orang
berdosa.
2) Setiap manusia dianggap guilty (=
bersalah) di dalam Adam, dan sebagai akibatnya, dilahirkan dengan suatu
kwalitet dasar yang bejad.
3) Ini berhubungan dengan
kekudusan / kesucian Allah.
Manusia itu sepenuhnya tidak kudus, sehingga
bertentangan dengan kekudusan Allah.
4) Ayat-ayat Kitab Suci yang
menunjukkan Pollution:
Ayub 14:4 - “Siapa dapat
mendatangkan yang tahir dari yang najis? Seorangpun tidak!”.
Yer 17:9 - “Betapa liciknya hati,
lebih licik dari pada segala sesuatu, hatinya sudah membatu: siapakah yang
dapat mengetahuinya?”.
Mat 7:16-20 - “(16) Dari buahnyalah
kamu akan mengenal mereka. Dapatkah orang memetik buah anggur dari semak duri
atau buah ara dari rumput duri? (17) Demikianlah setiap pohon yang baik
menghasilkan buah yang baik, sedang pohon yang tidak baik menghasilkan buah
yang tidak baik. (18) Tidak mungkin pohon yang baik itu menghasilkan buah yang
tidak baik, ataupun pohon yang tidak baik itu menghasilkan buah yang baik. (19)
Dan setiap pohon yang tidak menghasilkan buah yang baik, pasti ditebang dan
dibuang ke dalam api. (20) Jadi dari buahnyalah kamu akan mengenal mereka”.
Ro 8:5-8 - “(5) Sebab mereka yang
hidup menurut daging, memikirkan hal-hal yang dari daging; mereka yang hidup
menurut Roh, memikirkan hal-hal yang dari Roh. (6) Karena keinginan daging
adalah maut, tetapi keinginan Roh adalah hidup dan damai sejahtera. (7) Sebab
keinginan daging adalah perseteruan terhadap Allah, karena ia tidak takluk
kepada hukum Allah; hal ini memang tidak mungkin baginya. (8) Mereka yang hidup
dalam daging, tidak mungkin berkenan kepada Allah”.
Ef 4:17-19 - “(17) Sebab itu kukatakan
dan kutegaskan ini kepadamu di dalam Tuhan: Jangan hidup lagi sama seperti
orang-orang yang tidak mengenal Allah dengan pikirannya yang sia-sia (18) dan
pengertiannya yang gelap, jauh dari hidup persekutuan dengan Allah, karena
kebodohan yang ada di dalam mereka dan karena kedegilan hati mereka. (19)
Perasaan mereka telah tumpul, sehingga mereka menyerahkan diri kepada hawa
nafsu dan mengerjakan dengan serakah segala macam kecemaran”.
3. Kesimpulan Be Your Self
Dari bagian diatas kita melihat bahwa
manusia sudah
1.
Guilty (= bersalah
2. Pollution (= Kecemaran).
Jadi Apakah kita akan menjadi diri kita sendiri dalam “kesalahan
kita & Kecemaran” hidup manusia? Seperti yang saya jelaskan diatas????
Tanya hati nuranimu “tapi ingat hati nuranipun tidak lagi
murni” sebagai orang berdosa hati nuranipun menjadi ikut tercemar dalam DOSA!!
So, salah satunya adalah Tanya hatinuranimu uji dengan
kebenarannya dalam terang Firman Tuhan
manusia
adalah orang berdosa, bebal, dan bgitu bayak hal2 yg tidak memuliakan Tuhan yg
senang dilakkn
jadi klo mo diblang BE YOUR SELF -> jadilah seperti apa yg sya katkn diatas jika mmng be your self adalh peryataan yg benar
tpi dgn be your self orng akn lebih cepat berobah kearah yg lbh baik (dgn mnyadari siapa dirinya)
GBU
Tidak ada komentar:
Posting Komentar