Dikutip dari :
»» baca selengkapnya...
Judul Buku : Jujur Terhadap Pietisme
Pengarang : Pdt. Leonard Hale, M.Th
Penerbit : BPK – Jakarta
Jumlah Hlm : 127 halaman
BAB I
MUNCULNYA PIASTIME
Sekitar tahun
1677 di Darmstadt, istilah Pietisme muncul dan menjadi popular di kalangan
gereja-gereja Lutheran, dan digunakan sebagai ejekan-ejekan terhadap orang yang
hidup saleh (Collegia Pietates), namun kesalehan mereka berlebihan dan dituduh
farisi oleh masyarakat.
Kelompok-kelompok
collegia pietatis ini sebenarnya bukan kelompok yang terlalu ekslusif. Kelompok
ini pertama sekali didirikan oleh Spener pada tahun 1669, dalam rangka memberi
arti dan manfaat kehidupan orang-orang Kristen. Speaner mengatakan “Daripada
anggota jemaat dalam seminggu hanya mengahabiskan waktu dengan mabukmabukan dan
bermain kartu maka, lebih baik mempergunakan waktu yang membangun.” Misalnya
membaca buku-buku tentang kesalehan dan yang kemudian berkembang pada
petunjuk-petunjuk praktis, sesuai dengan kekhasan peitisme dihari kemudian.
Perang
yang terjadi selama 30 tahun (1618-1648) yang dilakukan oleh penganut-penganut
Katolik Roma dan Reformasi ini berakibat fatal pada nilai-nilai agama. Dalam
keadaan seperti inilah pietisme lahir dan berusaha menjawab keadaan. Dan
gereja-gereja sebagai alat memerangi akibat-akibat dari bencana peperangan ini, tidak berhasil
melakukan tugasnya dengan baik. Karena itulah Pia Desideria karya Spaner,
berisi kecaman-kecaman yang cukup pedas terhadap pendeta-pendeta dan raja-raja
yang salah mempergunakan jabatannya.
Dikalangan
Calvinisme dominan pernah muncul sebagai suatu aliran yang menentang gereja
resmi seperti Pietisme di Jerman, dan dikalangan ini disiplin yang keras yang
ada pada Pietisme adalah hal yang biasa di praktekkan.
Dengan
melihat uraian diatas , dapat disimpulkan bahwa; “Kelompok-kelompok saleh atau
Collegia Pietatis adalah perwujudan usaha untuk memperbaiki keadaan masyarakat
dan gereja. Pietisme juga adalah sebuah koreksi atau reaksi, yang berusaha
keras mengisi sebuah kekosongan didalam kehidupan Jemaat.
BAB II
LEBIH MENGENAL PIETISME
1. CIRI-CIRI
PIETISME
E.W. Gerdes membuat pembagian untuk perbedaan dan
persamaan Pietisme dan Teologi sebagai berikut:
A. Natura
Pietatis
1.
Pergumulan
antara manusia lama dan manusia baru itu terus berlangsung, sebab kelahiran
baru bukan terjadi sekali untuk selama-lamanya, tetapi kelahiran baru adalah
sebuah proses. Atas dasar pertimbangan inilah ditemukan di dalam Pietisme untuk memutuskan hubungan
secara total dengan kehidupan yang lama.
2.
Aliran
ini menolak sikap yang setengah-setengah dalam hubungan dengan Tuhan. Itulah
sebabnya mereka selalu megkehendaki perubahan total dari yang lama menuju yang
baru. Desakan ke arah yang ideal ini merupakan berita utama didalam Pietisme,
sehingga kecenderungan ke arah perfeksionisme tidak dapat dihindarkan. Menurut
mereka manusia tidak cukup hanya berdasarkan standart moral tertentu karena
didorong oleh kasih Allah.
B. Collegia
Pietatis
Kelompok ini adalah sebuah persekuatuan saleh, walaupun
unsur individualism sangat dominan dalam Pietisme. Mereka berpendapat bahwa
Hakikat kekristenan dapat ditemukan dalam hubungan pribadi antara setiap
individu dengan Allah. Menurut mereka, hal-hal kultis menyebabkan formalisme,
dan ini menyebabkan moral dan agama,
yang didominasi dalam pietisme adalah unsur individualisme. Dalam pietisme
secara umum individu-individu tersebut hidup dalam sebuah jaringan relasi, hal
inilah yang dinamakan persekutuan. Dan persektuan itu dinamakan collegium
pietatis. Dan Tokoh yang terkenal di dalam collegia pietatis adalah Zinzendorf,
dimana ia menganggap bahwa persatuan dengan Kristus merupakan persatuan
jasmani.
C. Praksis
pietasis
Orang-orang Pietisme ini berpendapat bahwa teologi tidak pertama-tama menyangkut
tuntunan atau ajaran tentang Allah tetapi pengetahuan tentang bagaimana hidup
untuk Allah. Pietisme lebih menekankan hal-hal yang praktis dalam kehidupan
sehari-hari. Yang diutamakan oleh aliran ini adalah kebenaran hidup orang-orang
Kristen, sehingga mereka lebih menekankan etika dalam kehidupan, baik pribadi
maupun hidup dalam bermasyarakat tidak mementingkan kemurnian doktrin.
Tokoh yang dikenal di bidang praksis pietatis adalah William
Ames, yang terkenal dengan karyanya Medulla
Sacrae Theologiae, yang isinya lebih menekankan kewajiban bersama
masyarakat untuk memperbaiki keadaan masyarakat itu sendiri.
D. Reformation
pietatis
Menurut orang-orang Pietisme, reformasi yang dilakukan
oleh Luther sebenarnya belum selesai, karena tidak menyangkut dalam kehidupan.
Oleh karena itu perlu reformasi kedua dengan maksudnya adalah perlu ada
pembaharuan dalam kehidupan, yang dimulai dari bidang moral.
Sikap optimism timbul berdasarkan janji Allah dalam kitab
suci, dan berdasarkan fakta bahwa adanya
pembaruan dalam jemaat mula-mula. Dan karena karena sikap optimis tersebut,
seorang penulis, Bengel, menuliskan hal-hal yang dianggap terlalu apokaliptis,
bahkan berani menentukan/meramal kapan Kristus akan datang kedua kalinya.
2. BEBERAPA
ALIRAN PIETISME YANG DIKENAL
Dalam
perkembangannya ternyata Pietisme mengalami bermacam-macam variasi dan
perubahan sebagai berikut;
A.
Pietisme
Halle
Aliran
Pietisme Halle tidak terlepas dari
gagasan Spener (Philipp Jakob Spener), dimana sejak kecil ia hidup dalam
lingkungan kesalehan pengaruh Puritan dan Arndtian. John Arndt (1555-1621)
sendiri menekankan pertobatan, kesatuan dengan Kristus dan hidup suci dalam
pengajarannya. Ardt ternyata berpengaruh terhadap pandangan Spener, seperti
Puritan, juga menolak dansa dan minuman keras. Pada tahun 1666, Spener
dipanggil untuk menjadi Pendeta di Frankfurt am main, dan pada tahun 1670, ia
mulai mengembangkan Collegia Pietis disana. Gagasan-gagasan Spener sangan
menentukan arah Pietisme, sehingga dinamakan Bapa Pietisme. Gagasan itu
ditemukan didalam karya Spener: “Pia
Desideria” yang berisi sebuah program pembaharuan. Dan pembaruan itu
berhasil karena telah dijanjikan oleh Tuhan dan tidak tergantung pada kemampuan manusia, Pie
Desideria sebenarnya ini terdiri atas 3 pokok penting, yaitu:
1)
Bagian
pertama menyangkut kondisi korup didalam gereja. Hal inisehingga seluruh
lapisan masyarakat dikecam keras oleh Spener, dan juga mengecam raja-raja yang
suka mengendalikan gereja sesuka mereka. Spener juga mengecam para pendeta juga
dianggap tidak layak untuk menjadi pelayan Tuhan karena dianggap gagal dalam
melakukan pelayanan mereka, khususnya dalam bidang pelayanan yang tidak lahir
kembali, dan tidak pantas menjadi pelayan Tuhan.
2)
Bagian
kedua melukiskan tentang harapan perbaikan gereja. Karena keaadaan. Lebih dari
itu gereja atau jemaat mula-mula telah membuktikan bahwa keadaan gereja yang
baik, bukanlah sebuah mimpi yang kosong, tetapi telah terwujud atau menjadi
kenyataan dalam jemaat mula-mula. Dan kebutuhan gereja untuk bekerja keras
untuk mencapai yang ideal seperti jemaat mula-mula, adalah dasar eskatologi
pietisme.
3)
Bagian
ketiga adalah usul-usul pembaharuan yang dilakukan Spener, diantaranya:
ü
Penggunaan
firman Allah secara ekstensif, sehingga dalam berkhotbah, semua isi Alkitab
harus dikhotbahkan. Seluruh bagian ini berguna untuk mengajar, menyatakan yang
salah, memperbaiki kelakuan dan mendidik orang-orang dalam kebenaran (II Tim
3:16)
ü
Imamat
Am orang-orang percaya, menekankan pentingnya pokok ini tidak hanya
pendeta-pendeta saja tetapi juga semua orang Kristen yang ditunjuk oleh Kristus
dan diurapi Roh Kudus.
ü
Pengetahuan
iman harus diwujudkan dalam praktek
ü
Sikap
yang harus kita lakukan dalam menghadapi orang-orang yang belum percaya atau
mengenal Kristus adalah tidak harus dengan cara perdebatan.
ü
Adanya
usul untuk pendidikan calon-calon pendeta adalah perlu adanya unsur kesalehan.
Didalam sekolah, antara dosen dengan mahasiswa harus saling membangun didalam collegia pietatis.
ü
Alat-alat
yang dipakai Allah (Firman dan Sakramen) harus terarah kepada batin manusia.
Firman Tuhan tidak hanya didengar, tetapi juga harus diresapi kedalam hati dan
terpancar dalam tindakan sehari-hari.
Seiring berjalannya waktu maka mulai ada perbedaan pendapat , sehingga
membuat adanya perpecahan diantara mereka. Dan dalam perdebadatannya Spenner
dengan ortodoks ada beberapa perbedaan pendapat, yakni:
1. Doktrin imamat Am orang-orang Percaya
2.
Alkitab
dan Roh Kudus
3.
Tatacara
atau jalan keselamatan
4. Penyucian
Tokoh pietisme Halle yang terkenal selain Spener adalah August Hermann
Francke, yang meneruskan gagasan Spener dan mempertahankan ajarannya dari
penentang-penentangnya. Ada beberapa hal yang ditekankan oleh Fancke, yakni
tentang teologi harus melayani perubahan hidup, menyangkut eskatologi,
menekankan peranan subyektif manusia.
B.
Pietisme Herrnhut
Tokoh yang terkenal pada pietisme ini adalah Nikolaus
Ludwig von Zinzendorf (1700-1760). Pietisme ini awalnya
terbentuk dari sekelompok orang-orang Kristen Movarian yang terpaksa melarikan
diri dari tanah airnya karena penghambatan. Moravian ini berada dibawah
pimpinan Chirstian David, karena merasa tanggung jawab maka, Zizendorff
memberikan tempat di Berthelsdroff.
Walaupun
Zizendorff dipengaruhi oleh Halle, namun ia mengembangkan Pietisme Herrunt
dengan gayanya sendiri, termasuk penguraian pandangan teologi yang tidak
diuraikan secara sistematis, dan dia juga menolka pandangan ortodoks tetang
pencerahan, dan juga, Konsep tentang
Tritinas dalam ajaran Zinzendorf dilukiskan seperti layaknya Bapa, Anak dan
Ibu. Bapa berarti pelindung yang memelihara, Anak berarti Allah menjelmakan
diriNya di dalam inkarnasi dan disalibkan, dan Ibu berarti Roh Kudus yang
mengajar dan mengasuh. Zinzendorf juga menekankan kemenangan Kristus atas dosa
dan kematian.
Salah satu kekhasan Zinzendrof adalah bahasa yang erotis. Ia selalu menekankan Kristus sebagai pengantin laki-laki sedangkan
gereja sebagai pengantin perempuan. Perbedaan mencolok juga dirasakan dalam
ajaran Zinzendorf, dimana ia setuju pada pertobatan dan lahir baru seperti
Halle, namun menolak Fankce terhadap penekanan kepada penyesalan yang terlalu
mendalam. Menurut Zinzendorf, pengalaman pertobatan adalah suatu sukacita yang
membawa jaminan keselamatan.
C.
Pietisme Wurttemberg
Pietisme Württemberg, yang dimulai di Tübingen. Tokoh
utamanya adalah Johann Andreas Hochstetter, seorang tokoh ortodoks Württemberg
dan juga ahli bahasa. Salah satu
tokoh pietisme Württemberg yang terkenal adalah Johann Albrecht Bengel
(1687-1725). Bengel juga memiliki pandangan yang sama seperti orang-orang Halle yang lain, ia juga
memberikan kritik kepada gereja Lutheran, tetapi ia
mementingakan hidup baru, namun tidak membuat jalan khusus ke arah hidup baru
itu sendiri.
Bengel memulai
menyelidiki Alkitab dan menekankan kritik teks dan merasakan
bahwa dan ia juga mempunyai konsep tentang
eskatologi yang unik. Kriteik
teks dia lakukan bukan berarti
merendahkan wibawa Alkitab. Ia beranggapan Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru
adalah satu kesatuan dan satu keharmonisan yang lengkap. Maksud dari Bengel
melakukan kritik teks karena ia bermaksud menolong orang agar dapat mengerti
Alkitab lebih baik lagi. Bengel menekankan suatu sistematika Biblika (tafsiran,
kritik teks) yang bertujuan untuk
memelihara, memperbaiki atau mempertahankan kemurnian naskah Alkitab,
menunjukkan kekuatan atau dampak bahasa yang dipergunakan penulis Alkitab.
Tokoh pietisme
Württemberg yang lain adalah Friedrich Christoph Oetinger (1702-1782).
Menurutnya Gereja adalah Bait Allah bagi tubuhnya, dimana Allah
Trinitas tinggal didalamnya.
Ia juga menghormati Alkitab sebagai pernyataan Allah yang berwibawa. Oetinger
mempunyai ciri khas yang cukup berbeda dengan tokoh pietisme yang lain, yaitu
ia menyukai metafisika serta memberikan tempat dan perhatian yang besar
terhadap ilmu pengetahuan.
D.
Pietisme Radikal
Pietisme Radikal, lebih dominan pada
mistik. Salah seorang tokohnya adalah
Gottfried Arnold (1666-1714). Ajaran Arnold hanya sebatas mempertajam pandangan yang sudah ada, yaitu pandangan John Arnold
dan Jakob Boehme. Menurut Arnold, teologi terbagi atas 2 tipe, yaitu pendekatan
Aristotelian yang berpusat pada akal dan hal logis dan
juga teologi Mistik yang
menekankan pada unsur pengalaman.
Tokoh pietisme radikal lainnya adalah Gerhard Tersteegen (1687-1769). Ia terkenal
karena banyak menulis buku-buku rohani dan nyanyian rohani
dan juga seorang yang sangat dipengaruhi oleh hal
mistik.
E.
Neo-Pietisme
Neo Pietisme
muncul pada akhir
abad 17, yang
dipengaruhi oleh Christian Wolf (167-1754) ciri-ciri dari ajaran ini adalah melawan otonomi
manusia dan menekankan wibawa Alkitab sebagai otoritas final buat iman dan
kehidupan manusia, melawan etik natural an menekankan etik penyataan, melawan
reduksi teologi Kristen oleh prinsip-prinsip akal dan menekankan penyataan
Alkitab tentang aktivitas Allah yang menyelamatkan, dan juga ia menekankan
kebahagiaan tetapi kebahagiaan itu adalah muncul karena melaksanakan kehendak
Allah.
3. BEBERAPA
ALIRAN ATAU PANDANGAN YANG MEMPENGARUHI PIETISME
A.
Mistik
Ada 3 aliran mistik yang sangat mempengaruhi ajaran
Pietisme , yaitu:
1. Mistik
abad pertengahan
yang dipelopori oleh Ekhart, Tauler,
Thomas a Kempis dll. Menurut
mereka kebahagiaan jiwa yang terindah dirasakan bilamana manusia sadar akan
kesatuannya dengan Allah.
2. Mistik di kalangan Protestan
yang dipelopori oleh Boehma, ia memberikan dasar dan norma-norma teologi pada
waktu itu dan juga membedakan antara agama batin dan formulasi—formulasi
intelektual yang sifatnya sekunder.
3.
Mistik
di kalangan Katholik Roma abad 17-18, dipelopori oleh Cornelius
Jasen, mereka menekankan sebuah kehidupan yang penuh dedikasi terhadap Allah.
B.
Puritan
Puritan
berasal dari kata “pure” yang artinya murni. Aliran ini
menganggap dirinya paling murni dibanding gereja yang ada pada waktu itu. Aliran
ini timbul di Inggris pada masa pemerintahan Ratu Elizabeth. Tokohyang
memploporinya adalah Thomas
Cartwright. Puritan ini menekankan pada peranan Alkitab yang
juga menekankan bahwa Alkitab harus
dijadikan sebagai dasar utama.
C.
Reformasi
Pietisme sebenarnya tidak dapat dipisahkan
dengan Reformasi. Karena banyak
tokoh pietisme yang mengatakan bahwa mereka menjadi pengikut Luther. Dan nilai-nilai Reformasi yang
ditekankan oleh pietisme, diantaranya imamat am orang percaya dan pembenaran
oleh Iman.
D.
Pencerahan
Pencerahan adalah satu aliran yang menolak keyakinan atau kepercayaan yang diajarkan
oleh instansi-instansi lain di luar manusia. Manusia hanya membenarkan apa yang
diterima oleh otaknya. Seperti Pietisme aliran ini juga merupakan sebuah reaksi terhadap wibawa badan-badan
resmi yang mengatur manusia, antara lain gereja ortodoks.
4. SALAH
PENGERTIAN TENTANG PIETISME
Pietisme
adalah salah satu gerakan dalam sejarah yang sulit dipahami. Sejak abad ke-17 sampai abad ini, selalu muncul
kritik-kritik yang salah. Dari urain diatas dapat kita lihat bahwa pietisme
muncul sebagai reaksi terhadap ortodoksi. Oleh sebab itu pietisme merupakan
satu aliran yang renponsif kontras dengan ortodoksi.
Tulisan-tulisan
ortodoksi yang menyerang pietisme antara lain :
a.
Theosophia Herbio Speneriana
b.
Image pietisme
Dalam hal ini pietisme
dilukiskan sebagai salah satu sekte yang sangat bahaya. Ada dua tokoh terkenal
tentang pietisme, Vahentin Ernst Loscher dari ortodoksi dan Joachim Large dari
golongan pietisme. Perdebatan mereka bersifat Apologetis dalam bidang
masing-masing. Maka kita ketahui juga bahwa Loscher mempertahankan tentang
hal-hal obyektif, sedangkan Large mempertahankan tentang kesadaran individu
sendiri.
Ketakutan Loschar atau
ortodoksi yang lain ialah individualisme yang menjadi kekhasan pencerahan, akan
menadapatkan pintu masuk kedalam gereja lewat individualisme yang ditekankan
oleh pietisme, sehingga Loschar menyerang unsur-unsur mistik dan radikal dalam
pietisme yang sangat meberikan memungkinkan bagi individualisme. Ketakutan yang
lain ialah cenderung untuk menggantikan akal dengan kepuasaan emosional, dan
juga terhadap orang-orang pietisme merampas posisi Allah dan mengerjakan
keselamatannya sendiri.
BAB III
PENGARUH
PIETISME DI INDONESIA
1.
BADAN-BADAN
PEKABARAN INJIL YANG BEKERJA DI INDONESIA
Pietisme masuk ke Indonesia melalui badan pekabaran
Injil, diantarannya adalah:
a.
NZG (Nederlandsche Zendeling
Genootschap)
NZG
didirikan di Rotterdam tahun 1897.
Badan ini tidak bertujuan untuk membentuk gereja dalam
perkabaran Injil. NZG berasal dari bermacam-macam denominasi, sehingga NZG tidak mementingkan gerejanya
sendiri. Badan ini menekankan penanaman agama Kristen yang benar dan akktif
dalam hati manusia. Tujuan mereka adalah untuk mengkabarkan Injil kepada orang
kafir. Badan ini berpengaruh di berbagai daerah yang
ada di Indonesia.
b.
Pekabar-pekabar injil Tukang
Pekabar-pekabar Injil Tukang yang terkenal adalah Gossner
dari Jerman dan Heldring dari Belanda. Selama 10 tahun
berhasil mengirim kurang lebih 52 orang-orang pekabar injil yang tersebar di
Jawa, Irian Barat, Sangir dan Talaud. Mereka bergerak di bidang pelayanan sosial yang berpusat di Eropa. Gossner adalah seorang yang
saleh dan Kristus menjadi pusat kehidupannya.
c. NZV
(Nederlandsche Zendingsvereeninging)
Badan ini
bekerja di Jawa Barat, warna teologi badan ini bertentangan dengan teologi
modern dan NZV lahir pada tahun 1858.
Dan bagi mereka yang menjadi anggota NZV adalah mereka yang mengaku
Yesus Kristus sebagai Juruselamat mereka, menyatakan bahwa tidak akan
bekerjasama dengan orang-orang yang menyagkal keillahian Kristus.
d. UZV
(Untresche Zendingsvereeninging)
UZV dibentuk oleh orang yang tidak setuju dengan golongan
modern
dan mereka sebenarnya berasal dari golongan etis. Mereka lebih dekat dengan golongan
ortodoks, tetapi lebih sedikit fleksibel. Badan ini menekankan bahwa kebenaran harus dinyatakan
dalam seluruh perbuatan dan kepribadian.
e. Badan-badan
Pekabaran Injil yang memakai nama Gereformeerd
Badan ini mau menunjjukkan bahwa
mereka tetap berbegang pada ajaran calvin abad ke-16 dan 17. Badan ini terdiri
dari 2 bagian yakni:
1. (NGZV)
Nederlandsche Gereformeerde Zendingsvereeniging
NGZV
didirikan pada tanggal 6 Mei 1859 merupakan badan yang
memisahkan dari NZG karena tidak setuju dengan unsur-unsur
modern yang menyusup dalam tubuh NZG.
Anggotanya terdiri dari orang-orang Hervormd yang pietis. Daerah yang mereka injili adalah Jawa Tengah dan Sumba.
2. (GZB)
Gereformeerde Zendingsvereeniging
GZB
bekerja di daerah Toraja. Badan ini meskipun berwarna pietis yang berasal dari
ajaran Calvinis abad 16 dan 17, tetapi tidak termasuk ke dalam Zending Gereja-gereja Gereformeerd.
f. Badan-badan
Pekabaran Injil lain
a. (BMG)Bassler
Mission Gesselschaft
BMG bersifat antar-denominasi. Didalam badan ini ada unsur
Lutheran dan Calvinis. Badan ini bekerja di daerah Kalimantan Selatan.
b. (RMG) Rheinische Missiongesselschaft
RMG juga bersifat
antar-gereja. Sama seperti Bassler
Mission Gesselschaft, badan ini merupakan badan pekabaran Injil yang
berasal dari Jerman dan bekerja dalam lingkungan Uniert (gabungan antara Lutheran dan Reformiert).
2.
BEBERAPA
TOKOH PEKABARAN INJIL YANG PERNAH BERKARYA DI INDONESIA
A. Joseph Kam
Joseph Kam dipengaruhi oleh aliran Herrnhut. Ada
tiga hal yang dipelajari
Herrnhut, yaitu cinta kasih persaudaraan, penyebaran berita tentang perdamaian
melalui darah Kristus dan pemberitaan diantara bangsa kafir. Yang kemudian ia
menjadi pekabar Injil bagi orang-orang kafir. Dalam hidupnya Kam memperhatikan
pertumbuhan dan disiplin gereja serta berperan di bidang pendidikan dan
kesehatan khususnya di daerah Maluku.
B. Johann Friedrich Riedel
Johann Friedrich Riedel. Meskipun ia berasal dari
kalangan Lutheran Ortodoks, tetapi ia banyak dipengaruhi oleh pietisme dan
mewarisi ajaran Zinzendorf. Riedel sendiri lebih banyak memberikan pengaruhnya
di daerah Minahasa, Tondano.
C. Ingwer Ludwing Nomensen
Ingwer
Ludwig Nommensen adalah Tokoh pietisme yang memberikan pengaruh besar di daerah
Batak. Dalam usahanya untuk mengabarkan Injil di daerah Batak, Nommensen mau
mempelajari bahasa Batak, serta mendukung adat yang baik dan menolak adat yang
tidak baik.
Nommensen
mengembangkan pekerjaannya dengan mendirikan perkampungan Kristen, yaitu Huta Dame.
Pelayanan yang dilakukan oleh Nommensen sangat bervariatif, selain bidang
pendidikan dan kesehatan, ia juga terlibat dengan masalah politik dan keamanan
masyarakat.Jelas bahwa Nommensen sangat dipengaruhi oleh ajaran pietisme dan
pengaruh itu diterapkan di tanah Batak. Ia juga sangat terbuka terhadap
kebudayaan pribumi, dan dalam pekabaran Injil ia menggunakan adat istiadat
setempat. Dan harus diakui bahwa Nommensen memberi pengaruh yang sangat besar
di tanah Batak, sampai-sampai ia disebut sebagai “Rasul Batak”.
D. Albertus Christiaan Kruyt
Albertus
Christiaan Kruyt mempunyai pengetahuan yang sangat baik tentang agama dan kebudayaan Poso. Sehingga ia
diterima dengan baik di daerah Poso dalam hal pekabaran Injil. Kruyt lebih
banyak bergerak di bidang pendidikan dan medis. Kruyt mempunyai pandangan luas,
ia tidak menganggap sebuah kebudayaan sebagai suatu hal yang negative, dimana
hal ini sungguh berbeda dengan ajaran yang dianut oleh pietisme.
3. PENGARUH PIETISME DALAM PENGHAYATAN
IMAN ORANG-ORANG INDONESIA
Di Indonesia sebagai ladang
pekabaran Injil, digarap oleh beberapa badan pekabaran Injil. Untuk itu
disoroti pengaruh-pengaruh dan warisan Pietisme yang mampu menembus beberapa
abad, walaupun masih membekas dalam jemaat-jemaat di Indonesia.
a.
Pengertian
Jemaat Tentang Gereja
Anggota-anggota jemaat lebih betah dalam
persekutuan doa, dibandingkan dengan di dalam gereja, dan ada beberapa
kata-kata yang mengecilkan arti gerejadan menjadi sangat popular. Arti dan
hakikat gereja semakin popular, bahkan seringkali untuk membenarkan diri,
dipergunakan istilah oikumene.
b.
Ibadah
dan Tata Ibadah Jemaat
Gereja-gereja
masih banyak terpengaruh oleh ajaran pietisme. Jemaat lebih menyukai lagu-lagu yang
bersemangat dibandingkan lagu kidung pujian
Ibadah
dalam gereja, masih banyak yang dipengaruhi oleh pietisme seperti warisan
lagu-lagu dalam pietisme. Pietisme abad ke-18 mereka mengenal ibadah (liturgi),
dalam liturgi itu pujian-pujian atau nyanyian yang mendapat tempat penting pada
zaman Zenzendorf.
c.
Pemberitaan
Firman
Dasar pemberitaan Firman adalah Alkitab,
bukan pengalaman manusia. Orang-orang yang telah dipengaruhi oleh pietisme
lebih mementingkan pengalaman mereka dibanding Alkitab. Karena pusat pengalaman
pemberitaan Firman Tuhan yang sesunggunya adalah Kristus.
d.
Pandangan
Jemaat Tentang Sorga, Dunia, Tubuh, dan Jiwa
Perbedaan yang tajam antara surga,
dunia, tubuh, dan jiwa yaitu merupakan pandangan yang umum ditengah-tengah
jemaat. Surga jauh lebih penting dari pada tubuh anggota jemaat juga beranggapan
dunia ini suatu lembah air mata yang hanya sementara. Konsekwensi dari
pandangan diatas ialah muncul pandangan diman pendeta lebih mulia. Pengaruh
Pietisme juga kelihatan dalam perbedaan yang tajam antara jiwa dan tubuh.
Keselamatan yang kekal adalah keselamatan yang menyangkut jiwa saja.
e.
Peranan
Manusia dan Anugrah Allah
Semboyan Reformasi Sola Gratia cukup
populer dan dikenal didalam jemaat. Namun praktis peranan manusia selalu
ditekankan . itulah sebabnya kesempatan untuk moralisme semakin terbuka. Hidup
sesuai dengan hokum Tuhan adalah usaha untuk manusia mencapai surga.
f.
Pandangan
Jemaat Tentang Yesus
Yesus adalah pusat kehidupan orang-orang
Kristen. Peranan Yesus yang paling ditekankan ialah: Yesus sebagai penebus
dosa, juruselamat dunia. Sedangkan Yesus sebagai aja yang menang atas maut,
sebagai Tuhan Yang Bangkit jarang ditekankan.
g.
Pandangan
Jemaat Tentang Diakonia dan Pendidikan
Pandangan jemaat tentang diakonia yaitu
suatu tambahan yang penting pada pelayanan Firman secara Verbal dan juga dalam
pendidikan. Dimana diakonia adalah umpan untuk menangkap orang bagi Kristen.
Ada juga dengan kata lain adalah alat pekabaran Injil, atau pekerjaan
badan-badan atau yayasan-yayasan sosial.
4. PIETISME DALAM ALIRAN EVANGELIKAL
(FAITH MISSION)
A.
Gerakan
KKR Pertama di Amerika
Akhir
abad ke-17 dan permulaan abad ke-18, Amerika merasa cemas dan resah dan keadaan
yang tidak menentu. Pada tanggal 27 Oktober 1727, terjadi sebuah gempa bumi
yang dahsyat menimpa Amerika Timur laut sebelum daerah itu dilanda oleh wadah
cacar semua 6 tahun orang-orang Amerika melihat gejala itu karena atas kuasa
Tuhan. Gerakan kebangunan rohani yang pertama di Amerika oleh Jonathan Edward
pada bulan Desember 1734. Dimana dia memproklamasikan tentang kebenaran iman
secara teologis.
B.
Gerakan
KKR kedua di Amerika
Gerakan
kebangunan rohani yang kedua ini terjadi disebelah Barat dan sebelah Timur yang
unik oleh kelompok-kelompok mahasiswa. Dimana salah satu ciri yang terkenal
dari gerakan kebangunan rohani yang kedua ini adalah gerakan ini giat dalam
aksi-aksi sosial yaitu dalam rangka menentang perbudakan di Amerika. Tokoh
terkenal dalam kebangunan rohani ini ialah C.G .Finney.
C.
Gerakan
KKR ketiga di Amerika
L. Moody adalah seorang awam yang berperan utama dalam Gerakan Kebangunan Rohani yang
ketiga. Gerakan ini bersifat antar-denominasi.. Karena terorganisir dengan baik dalam hal pekabaran
Injil, maka John Wilbur Champman mampu membuat orang bertobat sebanyak 600.000
orang dalam waktu 9 bulan.
D.
Kerakan
KKR keempat di Amerika
Gerakan
ini terjadi sesudah perang dunia ke II. Paelopornya adalah DR Billy Grahan yang
berbicara tentang kedatangan Kristus yang kedua kalinya yang secara hebat.
Perlu kita perhatikan juga bahwa di Amerika ternyata golongan Evangelikal ini
didukung oleh pengusaha-pengusaha besar dan orang-orang yang mempunyai
kedudukan.
5. BEBERAPA PENILAIAN NEGATIF YANG
BIASA TERHADAP PIETISME
ü Pietisme
adalah aliran yang menjauhkan diri dari dunia
ü Pietisme
adalah aliran yang indvidualisme
ü Pietisme
adalah aliran yang separatisme
ü Pietisme
aliran yang obyektif
BAB IV
TANGGAPAN DAN KESIMPULAN
A.
Tanggapan
Menurut pendapat saya, ajaran pietisme (atau gerakan kesalehan) adalah
ajaran yang baik. Pada saat pertama kali muncul, Gerakan ini
bermula sebagai reaksi terhadap ritual-ritual yang mekanis dan formal yang
mewarnai pelayanan di gereja Lutheran yang saat itu telah mapan, namun semakin
kurang kebebasan untuk mengungkapkan iman secara lebih spontan.
Orang-orang-orang-orang Pietis sedih
melihat kebanyakan anggota jemaat hidup untuk dunia ini saja, agama dipandang
sebagai perkara biasa yang memang masih diindahkan tetapi tinggal perkara
lahiriah saja yang tidak menggerakkan hati lagi dan kurang dipraktekkan dalam
hidup kaum Kristen sehari-hari. Pietisme berusaha untuk memberantas semangat
yang suam itu dan membina kembali kehidupan rohani jemaat.
Dampak
Pietisme
A. Dampak Positif
1.
Giat ber PI dalam rangka harapan kedatangan kerajaan Allah.
2.
Pusat hidup adalah firman Tuhan.
3.
Setia kepada Gereja
4.
Pola kesalehan sangat ditanamkan dalam kehidupan kelompok-kelompok Kristen
khususnya pada diri sendiri.
B. Dampak Negatif
1.
manusia yang saleh itu menjadi pusat hidup rohani.
2.
Menimbulkan rasa semangat fanatik dan sekte-sekte kecil.
3.
Menimbulkan perpisahan-perpisahan jemaat yang berbeda aliran.
4. menimbulkan
pertikaian.
Jadi walaupun kita melihat bahwa ada
beberapa pandangan yang tidak sesuai dengan apa yang firman Tuhan katakan,
namun semangat yang ada didalam Pietisme ini menjadi sesuatu hal yang baik yang
patut dicontoh oleh orang-orang Kristen zaman sekarang, sehingga kita tidak
hanya berkata kita orang-orang beriman dan sudah diselamatkan oleh Tuhan
didalam Yesus Kristus namun tidak ada buah yang bisa kita tunjjukkan untuk
membuktikan kita adalah orang-orang yang dipilih dan diselamatkan oleh Tuhan.
Dan biarlah dengan keadaan/kehadiran
Pietisme yang menelanjangi kekurangan-kurangan didalam kekristenan ini
B. Kesimpulan
Aliran pietisme ini menekankan
tentang kesalehan hidup manusia dengan pemahaman bahwa cara ini akan lebih dekat lagi dengan
Tuhan, dan bila semakin dekat dengan Tuhan maka anugerah Tuhan akan lebih
banyak lagi. Dan orang Kristen sepantasnya menjadi pelaku firman, bukan
pendengar firman.