Total Tayangan Halaman

Jesus Jalan Keselamatan

Yohanes 14:6 Kata Yesus kepadanya: "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku

Lam_Mar Sihaholongan

Marsipature Rohana Be Ma

Senin, 19 Desember 2011

INJIL YUDAS "apakah sebuah kebenaran??


SEKILAS TENTANG INJIL YUDAS
Oleh:Pdt. Mangapul Sagala

"Injil Yudas? Injil apa lagi ini? Bikin heboh saja!" demikian keluh
seorang anggota jemaat. Di pihak lain, seorang menulis: "Injil Yudas akan
menggoncangkan Kekristenan masa kini, di mana mereka terlanjur percaya
kepada Injil tradisional".

Bagaimana sesungguhnya? Benarkah Injil Yudas bikin heboh?
Benarkah itu menggoncangkan kekristenan? Saya akan menjawab dengan
sederhana: tergantung orangnya. Bagi orang tertentu, barangkali munculnya
artikel dan buku-buku tentang Injil Yudas tersebut cukup menghebohkan dan
menggoncangkan. Bukankah hal yang sama juga telah terjadi dengan buku
ngawur, yang penuh dengan spekulasi, namun terkenal, yaitu Da Vinci Code
(DVC) itu? Kita dapat membaca dan mendengar bahwa sebagian orang telah
tergoncang imannya setelah membaca buku DVC, yang ditulis oleh Dan Brown
tsb. Tapi, banyak yang mengatakan: "Ah, tenang saja. Namanya saja fiksi.
UUD: Ujung-Ujungnya Duit, bukan? Yang penting, kita tetap berpegang kepada
apa yang telah diajarkan dan kita yakini selama ini".

Entah apa tujuannya, pada tahun ini PT Gramedia, Jakarta telah
menerbitkan buku yang berjudul "The Gospel of Judas". Jika kita amati, maka
versi bahasa Inggris juga terbit pada tahun yang sama. Jadi, sungguh
merupakan sebuah prestasi tersendiri. Injil Yudas tersebut secara tidak
sengaja ditemukan pertama kali di Mesir Tengah sekitar tahun 1978. Melalui
sejarah yang panjang, gulungan yang disebut Kodeks Tchacos berbahasa Koptik
(dengan dialek Sahidik, dialek di Mesir) tersebut beberapa kali berpindah
tangan dan akhirnya gulungan itu dimiliki oleh sebuah Yayasan yang bernama:
Maecenas Foundation. Jadi, setelah dua puluh delapan tahun kemudian, tahun
2006, baru diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris.

Sebenarnya, gulungan atau Kodeks Tchacos yang terdiri dari 33
lembar (66 halaman) tersebut terdiri dari empat bagian yang berbeda, yaitu
"Surat Petrus kepada Filipus" (halaman 1-9), "Jakobus" (10-32), "Injil
Yudas" (33-58) dan kitab "Allogenes" (59-66). Namun demikian, gulungan
tersebut menjadi 'terkenal' karena adanya Injil Yudas tersebut. Lalu mengapa
Injil Yudas tersebut dikatakan dapat "menggoncangkan kekristenan?" Karena
Injil tersebut mengandung banyak pengajaran yang berbeda dibandingkan
dengan kitab-kitab Injil yang telah dimiliki sebelumnya (Mat-Yoh). Hal ini
terutama berhubungan dengan makna kematian Yesus di kayu salib, serta siapa
Yudas sesungguhnya. Dalam ruang yang terbatas ini, kita akan menyoroti
beberapa hal saja. Pertama dan terutama adalah mengenai makna kematian
Yesus. Injil Yudas mengajarkan bahwa kematian Yesus bukanlah untuk menebus
manusia dari dosa-dosanya sebagaimana diajarkan oleh Alkitab, baik
Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru, khususnya keempat Injil (Mat-Yoh).
(Bandingkan Yes.53:4-6; Mark 10:45). Kematian Yesus merupakan satu peristiwa
yang melepaskan Yesus dari wujud jasmaniNya yang telah mengungkungNya
selama ini. Selain itu, Yesus juga digambarkan sebagai pribadi yang suka
tertawa dan mentertawakan murid-murid (Yudas 44 dan 54). Kedua, sehubungan
dengan hal di atas, Yudas digambarkan sebagai pribadi yang istimewa, hebat,
memiliki penglihatan yang luar biasa dan sangat dekat dengan Tuhan Yesus.
Kedekatan Yudas kepada Yesus melebihi seluruh murid-murid lainnya. Itulah
sebabnya, jika keempat Injil menggambarkan Yudas sebagai penghianat yang
telah menyerahkan guruNya untuk disalibkan, tidak demikian dengan Injil
Yudas. Sebaliknya, di dalam Injil Yudas Yesus bersabda: "Tetapi engkau akan
lebih besar daripada mereka semua, karena engkau akan mengorbankan wujud
manusia yang meragai diriku" (Yudas 55-56). Ketiga, jika kita mengamati
pengajaran dan theologi yang terkandung di dalam Injil Yudas, maka kita akan
menemukan pengajaran berbau gnostik, di mana pengetahuan (secret knowledge)
serta hikmat (sofia) sangat ditonjolkan (Yudas 44).

Lalu bagaimana kita menyikapi munculnya kitab yang disebut
sebagai Injil Yudas tersebut? Kita tidak perlu bingung dan gelisah
seolah-olah satu kebenaran baru telah tersingkap yang akan segera
meruntuhkan apa yang telah diimani selama ini. Sebaliknya, kita harus terus
bertumbuh dalam iman dan dalam pengajaran yang benar. Dengan demikian, kita
dapat dengan tegas melawan segala pengajaran sesat yang bertentangan dengan
apa yang telah diajarkan dalam Alkitab, yang adalah KANON, atau STANDARD
kebenaran. Hal yang sama telah dilakukan oleh bapak-bapak Gereja, seperti
uskup Irenaeus dari Lyon ketika dia menulis bukunya yang berjudul "Against
Heresies" (Melawan Bidat2/Ajaran2 Sesat) yang ditulis sekitar tahun 180.
Sebenarnya, selain keempat Injil (Matius-Yohanes), pada abad kedua dan
sesudahnya, beredar juga Injil lain yang berbau gnostik. Kitab-kitab itulah
yang dilawan oleh Irenaeus; termasuk di antaranya adalah Injil Yudas, Injil
Kebenaran, Injil Philip, dll. Barangkali ada yang bertanya, jika Injil Yudas
yang berbau gnostik tersebut baru ditulis pada abad kedua, bagaimanakah
Injil tersebut ditulis oleh Yudas yang telah meninggal pada abad pertama?

Apakah Yudas yang dimaksud dalam Kodeks Tchacos tersebut di atas sebenarnya
bukan Yudas, murid Yesus yang telah menghianatiNya? Atau apakah ada orang
yang memalsukan nama Yudas tersebut? Kemungkinan itu bisa terjadi, di mana
dalam kitab-kitab bidat (ajaran sesat) dan sejenisnya, pemalsuan nama atau
penggunaan nama samaran merupakan hal yang sering terjadi sebagaimana
ditemukan dalam Injil Apokrif dan Kitab-kitab Pseudepigrapha.

Akhir kata, kenyataan tersebut di atas menunjukkan kepada kita bahwa
berbagai penyesatan yang terjadi belakangan ini bukanlah hal baru. Hal yang
sama telah terjadi jauh sebelumnya, yaitu pada era Gereja mula-mula. Dengan
demikian, kita harus semakin sungguh-sungguh memperhatikan seruan dan
peringatan Yesus: "Waspadalah supaya jangan ada orang yang menyesatkan
kamu!" (Mark.13:5). Ya, kita harus tetap waspada dan tetap berpegang teguh
kepada kebenaran (2Tim.3:14).-

Dikutip langsung dari mangapul sagala ministry

Tidak ada komentar:

Posting Komentar