Total Tayangan Halaman

Jesus Jalan Keselamatan

Yohanes 14:6 Kata Yesus kepadanya: "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku

Lam_Mar Sihaholongan

Marsipature Rohana Be Ma

Selasa, 16 Oktober 2012

"BE YOUR SELF" Benarkah???


BE YOU’R SELF
Berbicara tentang “Be Your Self” menjadi sesuatu sangat TREN akhir-akhir ini, baik dalam kalangan Kristen dan non-kristen, bahkan banyak yang membuat peryataan “Be Your Self” menjadi motto hidup perorangan maupun dalam persekutuan-persekutuan.
Saya sebagai seorang Kristen sering miris melihat orang-orang yang dengan begitu gampangnya berkata/berbicara tentang “Be your self” ini tanpa melihat tiap-tiap sudut yang penting diperhatikan. Kali ini saya akan membahas peryataan “Be Your Self” dalam prespektif orang Kristen dengan dasar-dasar Alkitab tentunya.
Be Your Self tentunya tidak lepas dari Sifat dasar manusia yang digambarkan dalam Alkitab:
1.   Manusia sebagai Ciptaan Allah
I) Didahului oleh suatu perundingan ilahi.
Kej 1:26-27 - “(26) Berfirmanlah Allah: ‘Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi.’ (27) Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambarNya, menurut gambar Allah diciptakanNya dia; laki-laki dan perempuan diciptakanNya mereka”.
Arti kata ‘kita’ dalam Kej 1:26:
1)   Arti yang salah: ‘kita’ = Allah + malaikat.
Arti ini jelas salah, karena ini akan berarti bahwa:
·        manusia diciptakan menurut gambar dan rupa malaikat.
·        malaikat = co-creator / rekan pencipta dari Allah!
2)   Arti yang benar: ‘kita’ = pribadi-pribadi dalam diri Allah Tritunggal.
Jadi jelas bahwa Kej 1:26 menunjukkan bahwa sebelum Allah menciptakan manusia, terjadi semacam perundingan dalam diri Allah! Ini tidak pernah terjadi sebelumnya pada waktu Allah menciptakan hal-hal yang lain. Ini menunjukkan bahwa sesuatu yang unik dan istimewa akan terjadi, yaitu penciptaan manusia!
II) Manusia diciptakan menurut gambar dan rupa Allah.
1)   Gambar dan rupa  (Image and likeness).
a)   Ada yang membedakan dua istilah ini berdasarkan arti katanya.
Tetapi pembedaan ini jelas salah, karena dua kata ini digunakan secara bergantian / bisa dibolak-balik (interchangeable).
·        Kej 1:26 - gambar dan rupa (image and likeness).
·        Kej 1:27 - gambar (image).
·        Kej 5:1 - rupa (likeness).
·        Kej 9:6 - gambar (image).
·        1Kor 11:7 - gambar (image).
·        Kol 3:10 - gambar (image).
·        Yak 3:9 - rupa (likeness).
b)   Ada yang membedakan dua istilah ini berdasarkan kata depan (preposition) yang berbeda dalam Kej 1:26.
KJV/RSV - in our image, after our likeness’ (= dalam gambar Kita, menurut rupa Kita).
NASB: in our image, according to our likeness’ (= dalam gambar Kita, menurut rupa Kita).
Catatan: kata depan yang pertama dalam bahasa Ibrani adalah BE, dan yang kedua adalah KE.
Tetapi pembedaan seperti itu juga tidak bisa diterima karena:
·        Dalam bahasa Ibrani kedua kata depan itu artinya bisa sama.
Kata depan yang pertama (BE) artinya: in (= dalam), as (= seperti), within (= di dalam), among (= di antara), according to (= menurut),  into (= ke dalam), with (= dengan).
Kata depan yang kedua (KE) artinya: like / as (= seperti), within (= di dalam), among (= di antara), according to (= menurut), into (= ke dalam), with (= dengan).
Karena itu NIV menterjemahkan secara sama: in our image, in our likeness’ (= dalam gambar Kita, dalam rupa Kita).
·        Dalam Kol 3:10 kata depan yang kedua dipasangkan dengan kata yang pertama. KJV: ‘renewed in knowledge after the image of him’ (= diperbaharui dalam pengetahuan menurut gambarNya).
·        Dalam Kej 5:1 kata depan yang pertama dipasangkan dengan kata yang kedua: in the likeness of God’ (= dalam rupa Allah).
·        Dalam Kej 5:3 kata depan yang pertama dipasangkan dengan kata yang kedua, dan kata depan kedua, dipasangkan dengan kata yang pertama: in his own likenessafter his image (= dalam rupaNya sendiri, menurut gambarNya).
Kesimpulan: Karena kata ‘image’ dan ‘likeness’ bisa dibolak-balik dan demikian juga kata depan ‘in’ dan ‘after’, maka tidak ada alasan untuk membedakan antara ‘in our image’ dan ‘after our likeness’. Ini hanya suatu kebiasaan orang Ibrani dalam menyatakan sesuatu, dimana mereka sering menyatakannya, lalu mengulang dengan kata-kata yang berbeda tetapi yang artinya sama.
2)   Manusia adalah gambar dan rupa Allah.
Artinya semua manusia adalah copy dari Allah, dan karenanya manusia mirip dengan Allah. Tentu kemiripan ini tidak terjadi dalam segala hal, karena Allah mempunyai sifat-sifat yang tidak bisa diberikan kepada orang lain (incommunicable attributes), seperti:
·        sifat self-existent (ada dengan sendirinya).
·        sifat tetap / tak bisa berubah.
·        sifat tak terbatas (maha ada).
3)   Hal-hal yang tercakup dalam ‘gambar dan rupa Allah’ dalam diri manusia.
a)   Original righteousness (= kebenaran yang semula) yang terdiri dari pengetahuan, kebenaran, dan kekudusan yang benar.
Dasar Kitab Suci:
·        Kej 1:31 - “Maka Allah melihat segala yang dijadikanNya itu, sungguh amat baik. Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari keenam”.
·        Pkh 7:29 - “Lihatlah, hanya ini yang kudapati: bahwa Allah telah menjadikan manusia yang jujur, tetapi mereka mencari banyak dalih”.
KJV/RSV/NIV/NASB: ‘upright’ (= kejujuran / kelurusan dalam moral).
·        Ef 4:24 - “dan mengenakan manusia baru, yang telah diciptakan menurut kehendak Allah di dalam kebenaran dan kekudusan yang sesungguhnya”. Kitab Suci Indonesia kurang tepat terjemahannya.
NIV: ‘and to put on the new self, created to be like God in true righteousness and holiness’ (= dan mengenakan manusia baru, diciptakan seperti Allah dalam kebenaran dan kekudusan yang benar).
Jadi, manusia diciptakan tidak sekedar dalam keadaan tidak berdosa (innocent) / netral secara moral. Manusia diciptakan dengan suatu kesucian yang positif (positive holiness). Tetapi ini tidak berarti bahwa manusia itu sempurna.
Louis Berkhof“He was, something like a child, perfect in parts, not yet in degree” (= Ia seperti seorang anak, sempurna dalam bagian-bagiannya, belum / tidak dalam tingkatannya) - ‘Systematic Theology’, hal 209.
Luther / Lutheran menganggap original righteousness (= kebenaran yang semula) ini saja yang termasuk dalam gambar dan rupa Allah dalam diri manusia, dan karena itu mereka beranggapan bahwa gambar dan rupa Allah ini hilang total pada waktu Adam dan Hawa jatuh ke dalam dosa. Tetapi 1Kor 11:7 dan Yak 3:9 jelas menunjukkan bahwa sesudah kejatuhan dalam dosa, manusia masih merupakan gambar dan rupa Allah.
Jadi, gambar dan rupa Allah itu rusak, tetapi tidak musnah / hilang total!
Ada yang membandingkan Kej 5:1 dengan Kej 5:3 dan lalu berkata:
·        Kej 5:1 menunjukkan bahwa Adam dicipta menurut rupa Allah.
·        Kej 5:3 menunjukkan bahwa Set adalah gambar dan rupa Adam (bukan lagi gambar dan rupa Allah!).
Tetapi penafsiran ini jelas bertentangan dengan 1Kor 11:7  Yak 3:9 di atas, yang dengan jelas menunjukkan bahwa sesudah jatuh dalam dosapun manusia tetap adalah gambar dan rupa Allah.
Jadi, Kej 5:3 harus diartikan sebagai berikut: Set adalah gambar dan rupa Adam. Karena Adam adalah gambar dan rupa Allah (Kej 5:1), maka Set juga adalah gambar dan rupa Allah.
Kalau setelah kejatuhan ke dalam dosa (yang menyebabkan manusia kehilangan original righteousness / kebenaran yang semula itu) manusia tetap adalah gambar dan rupa Allah, maka haruslah disimpulkan bahwa pasti ada hal-hal yang lain yang termasuk dalam gambar dan rupa Allah dalam diri manusia (selain original righteousness).
b)   Manusia adalah makhluk berakal.
Allah adalah makhluk berakal. Manusia juga adalah makhluk berakal karena manusia adalah gambar dan rupa / copy dari Allah.
Binatang hanya mempunyai naluri, bukan akal [Ayub 39:16-20 (Inggris: Job 39:13-17)  Maz 32:9  Maz 49:21  Maz 73:22  Yudas 10]. Karena itu binatang tidak bisa mengembangkan kemampuannya sendiri. Contoh:
·        ikan / katak dalam berenang. Bandingkan dengan manusia yang bisa berenang dalam bermacam-macam gaya yang mereka ciptakan sendiri.
·        harimau / singa dalam menangkap mangsa. Bandingkan dengan manusia dalam mencari nafkah.
·        burung berkicau. Bandingkan dengan manusia dalam menyanyi yang bisa menggunakan suara 1, 2, 3, dan 4. Tidak ada burung-burung dimanapun yang bisa melakukan hal itu
·        burung / binatang dalam membuat sarang. Bandingkan dengan manusia dalam membuat rumah yang begitu bervariasi.
·        binatang makanannya terus sama. Bandingkan dengan manusia dalam menciptakan bermacam-macam makanan.
Jadi, akal adalah sesuatu yang sangat membedakan manusia dari binatang! Ada banyak orang Kharismatik yang mengatakan bahwa kita harus membuang akal, karena kalau tidak maka kita tidak akan terbuka terhadap pekerjaan Roh Kudus, persekutuan terindah dengan Tuhan tidak bisa terjadi, dan juga mujijat-mujijat tidak bisa terjadi. Ini salah dan tidak alkitabiah! Pembuangan akal seperti ini menjadikan kita seperti binatang! Kita memang tidak boleh bersandar pada akal (Amsal 3:5), tetapi itu tidak berarti bahwa kita harus membuang akal.
c)   Manusia adalah makhluk bermoral (moral being).
Binatang bukanlah makhluk bermoral dan karena itu untuk binatang tidak ada dosa atau suci, baik atau jahat. Tetapi manusia adalah makhluk bermoral (seperti Allah, malaikat, setan), karena itu ada dosa / suci, baik / jahat.
Kalau saudara tidak memperdulikan dosa /  suci, baik / jahat, dsb, maka saudara menjadi seperti binatang.
d)   Manusia adalah makhluk rohani.
Allah adalah Roh (Yoh 4:24). Manusia adalah gambar dan rupa / copy dari Allah. Jadi, manusia adalah makhluk rohani.
Kej 2:7 juga menunjukkan pemberian nafas hidup kepada manusia yang menyebabkan ia menjadi makhluk rohani. Ini menyebabkan manusia bisa berhubungan / bersekutu dengan Allah, berdoa, mendengarkan Firman Tuhan, berbakti kepada Tuhan, dsb.
Binatang bukan makhluk rohani, sehingga tidak bisa berhubungan dengan Allah, berdoa, dsb.
Kalau saudara tidak berusaha untuk berhubungan / bersekutu dengan Allah, saudara menjadikan diri saudara sendiri seperti binatang.
e)   Manusia itu immortal (tak bisa binasa / musnah).
1Tim 6:16 mengatakan Allah itu tidak takluk kepada maut (immortal). Dikatakan ‘satu-satunya’ karena immortality adalah essential quality (= sifat hakiki) dari Allah. Allah mempunyai sifat itu dalam dan dari diriNya sendiri.
Karena manusia adalah gambar dan rupa Allah, maka manusia juga immortalImmortality pada manusia ini meliputi:
·        jiwa / roh: tidak ada akhirnya.
·        tubuh: pada mulanya (sebelum ada dosa) tidak membawa benih kematian. Maut / kematian baru ada setelah ada dosa (Kej 3:19  Ro 5:12  Ro 6:23).

2.   Manusia sebagai orang Berdosa
Peristiwa kejatuhan manusia / Adam diceritakan dalam Kej 3.
1)   Kejadian 3 adalah bagian yang bersifat hurufiah! Dasar pandangan ini:
a)   Kitab Kejadian adalah kitab yang bersifat sejarah / hurufiah (tetapi itu tidak berarti bahwa kitab Kejadian hanya sekedar kitab sejarah dan bukan Firman Tuhan!).
b)   Hal-hal yang terjadi secara historis dalam Kej 3 mendasari doktrin-doktrin lain dalam Kitab Suci. Bandingkan dengan Ro 5:12,18,19   1Kor 15:21,22.
Ro 5:12,18-19 - “(12) Sebab itu, sama seperti dosa telah masuk ke dalam dunia oleh satu orang, dan oleh dosa itu juga maut, demikianlah maut itu telah menjalar kepada semua orang, karena semua orang telah berbuat dosa. ... (18) Sebab itu, sama seperti oleh satu pelanggaran semua orang beroleh penghukuman, demikian pula oleh satu perbuatan kebenaran semua orang beroleh pembenaran untuk hidup. (19) Jadi sama seperti oleh ketidaktaatan satu orang semua orang telah menjadi orang berdosa, demikian pula oleh ketaatan satu orang semua orang menjadi orang benar”.
1Kor 15:21-22 - “(21) Sebab sama seperti maut datang karena satu orang manusia, demikian juga kebangkitan orang mati datang karena satu orang manusia. (22) Karena sama seperti semua orang mati dalam persekutuan dengan Adam, demikian pula semua orang akan dihidupkan kembali dalam persekutuan dengan Kristus”.
Adalah tidak masuk akal, kalau kejadian-kejadian dalam Kej 3 itu hanya merupakan dongeng / perumpamaan, tetapi bisa menjadi dasar dari doktrin-doktrin penting dalam kekristenan.
c)   Ayat-ayat seperti Ro 5:12,18,19  2Kor 11:3  1Tim 2:14 menunjukkan bahwa Paulus mempercayai bahwa Kej 3 adalah bagian Kitab Suci yang bersifat hurufiah.
2Kor 11:3 - “Tetapi aku takut, kalau-kalau pikiran kamu disesatkan dari kesetiaan kamu yang sejati kepada Kristus, sama seperti Hawa diperdayakan oleh ular itu dengan kelicikannya”.
1Tim 2:14 - “Lagipula bukan Adam yang tergoda, melainkan perempuan itulah yang tergoda dan jatuh ke dalam dosa”.
2)   Penggoda: ular yang dipakai / diperalat oleh setan.
Sekalipun Kej 3 hanya menyebutkan ‘ular’, dan sama sekali tidak menyebut ‘setan’, tetapi jelas ada setan yang memperalat ular itu. Dasar pandangan ini:
a)   Sekalipun Kej 3:1 mengatakan bahwa ular adalah binatang yang paling cerdik, tetapi bagaimanapun ia adalah binatang dan Kitab Suci mengatakan bahwa binatang tidak berakal budi (Ayub 39:16,20  Maz 32:9  Maz 49:21  Maz 73:22  Yudas 10). Sedangkan penggoda dalam Kej 3 jelas menunjukkan bahwa ia mempunyai akal yang luar biasa hebatnya.
b)   Kej 3:15 jelas merupakan nubuat tentang kekalahan setan dari Yesus. Ini digenapi ketika Yesus bangkit dari antara orang mati.
c)   Dalam Wahyu 12:9 dan Wahyu 20:2 setan disebut naga / ular tua.
3)   Adanya setan yang menggoda Adam dan Hawa dalam Kej 3, menunjukkan dengan jelas bahwa sebelum dosa pertama manusia, sudah ada dosa dalam alam semesta, yaitu yang ada dalam dunia malaikat

ð  Akibat dari Kejatuhan Manusia
·         Guilty (= bersalah) adalah suatu keadaan dimana kita layak menerima hukuman karena pelanggaran hukum.
Ro 3:19 - “Tetapi kita tahu, bahwa segala sesuatu yang tercantum dalam Kitab Taurat ditujukan kepada mereka yang hidup di bawah hukum Taurat, supaya tersumbat setiap mulut dan seluruh dunia jatuh ke bawah hukuman Allah”.
Ro 5:18 - “Sebab itu, sama seperti oleh satu pelanggaran semua orang beroleh penghukuman, demikian pula oleh satu perbuatan kebenaran semua orang beroleh pembenaran untuk hidup”.
Ef 2:3 - “Sebenarnya dahulu kami semua juga terhitung di antara mereka, ketika kami hidup di dalam hawa nafsu daging dan menuruti kehendak daging dan pikiran kami yang jahat. Pada dasarnya kami adalah orang-orang yang harus dimurkai, sama seperti mereka yang lain”.
Jadi guilt berhubungan dengan keadilan Allah.

·         Pollution (= Kecemaran).
1)   Arti dari Pollution adalah: kebejadan dalam kecondongan maupun karakter, yang melekat pada setiap orang berdosa.
2)   Setiap manusia dianggap guilty (= bersalah) di dalam Adam, dan sebagai akibatnya, dilahirkan dengan suatu kwalitet dasar yang bejad.
3)   Ini berhubungan dengan kekudusan / kesucian Allah.
Manusia itu sepenuhnya tidak kudus, sehingga bertentangan dengan kekudusan Allah.
4)   Ayat-ayat Kitab Suci yang menunjukkan Pollution:
Ayub 14:4 - “Siapa dapat mendatangkan yang tahir dari yang najis? Seorangpun tidak!”.
Yer 17:9 - “Betapa liciknya hati, lebih licik dari pada segala sesuatu, hatinya sudah membatu: siapakah yang dapat mengetahuinya?”.
Mat 7:16-20 - “(16) Dari buahnyalah kamu akan mengenal mereka. Dapatkah orang memetik buah anggur dari semak duri atau buah ara dari rumput duri? (17) Demikianlah setiap pohon yang baik menghasilkan buah yang baik, sedang pohon yang tidak baik menghasilkan buah yang tidak baik. (18) Tidak mungkin pohon yang baik itu menghasilkan buah yang tidak baik, ataupun pohon yang tidak baik itu menghasilkan buah yang baik. (19) Dan setiap pohon yang tidak menghasilkan buah yang baik, pasti ditebang dan dibuang ke dalam api. (20) Jadi dari buahnyalah kamu akan mengenal mereka”.
Ro 8:5-8 - “(5) Sebab mereka yang hidup menurut daging, memikirkan hal-hal yang dari daging; mereka yang hidup menurut Roh, memikirkan hal-hal yang dari Roh. (6) Karena keinginan daging adalah maut, tetapi keinginan Roh adalah hidup dan damai sejahtera. (7) Sebab keinginan daging adalah perseteruan terhadap Allah, karena ia tidak takluk kepada hukum Allah; hal ini memang tidak mungkin baginya. (8) Mereka yang hidup dalam daging, tidak mungkin berkenan kepada Allah”.
Ef 4:17-19 - “(17) Sebab itu kukatakan dan kutegaskan ini kepadamu di dalam Tuhan: Jangan hidup lagi sama seperti orang-orang yang tidak mengenal Allah dengan pikirannya yang sia-sia (18) dan pengertiannya yang gelap, jauh dari hidup persekutuan dengan Allah, karena kebodohan yang ada di dalam mereka dan karena kedegilan hati mereka. (19) Perasaan mereka telah tumpul, sehingga mereka menyerahkan diri kepada hawa nafsu dan mengerjakan dengan serakah segala macam kecemaran”.


3.   Kesimpulan Be Your Self
Dari bagian diatas kita melihat bahwa manusia sudah
1.   Guilty (= bersalah
2.      Pollution (= Kecemaran).

Jadi Apakah kita akan menjadi diri kita sendiri dalam “kesalahan kita & Kecemaran” hidup manusia? Seperti yang saya jelaskan diatas????
Tanya hati nuranimu “tapi ingat hati nuranipun tidak lagi murni” sebagai orang berdosa hati nuranipun menjadi ikut tercemar dalam DOSA!!
So, salah satunya adalah Tanya hatinuranimu uji dengan kebenarannya dalam terang Firman Tuhan
manusia adalah orang berdosa, bebal, dan bgitu bayak hal2 yg tidak memuliakan Tuhan yg senang dilakkn

jadi klo mo diblang BE YOUR SELF -> jadilah seperti apa yg sya katkn diatas jika mmng be your self adalh peryataan yg benar tongue

tpi dgn be your self orng akn lebih cepat berobah kearah yg lbh baik (dgn mnyadari siapa dirinya)
GBU

»»  baca selengkapnya...